Keturunan Pebisnis dan Politisi
Jono kecil pulang dari sekolah suatu hari sedikit bingung. Ibunya adalah keturunan pebisnis dan ayahnya adalah keturunan politisi.
Jadi Jono berkata, "Mama, apakah saya lebih pebisnis atau lebih politisi?"
"Apa itu benar-benar penting bagimu? Kamu hanya perlu bertanya kepada ayahmu", ibunya memberitahunya.
Jadi ayah Jono pulang kerja dan Jono menanyakan pertanyaan yang sama,
"Ayah, apakah saya lebih pebisnis atau lebih politisi?"
"Pertanyaan macam apa itu, apakah itu penting? Mengapa kamu ingin tahu apakah kamu lebih pebisnis atau lebih politisi?" tanya ayahnya.
"Ayah, jadi seperti ini. Tadi saya bertemu Tommy di jalan dan dia ingin menjual sepedanya seharga Rp600.000, saya tidak tahu apakah saya harus menawarnya sampai Rp300.000, atau menunggu sampai gelap dan menyuruh orang untuk mencuri barang sialan itu!"
Jadi Jono berkata, "Mama, apakah saya lebih pebisnis atau lebih politisi?"
"Apa itu benar-benar penting bagimu? Kamu hanya perlu bertanya kepada ayahmu", ibunya memberitahunya.
Jadi ayah Jono pulang kerja dan Jono menanyakan pertanyaan yang sama,
"Ayah, apakah saya lebih pebisnis atau lebih politisi?"
"Pertanyaan macam apa itu, apakah itu penting? Mengapa kamu ingin tahu apakah kamu lebih pebisnis atau lebih politisi?" tanya ayahnya.
"Ayah, jadi seperti ini. Tadi saya bertemu Tommy di jalan dan dia ingin menjual sepedanya seharga Rp600.000, saya tidak tahu apakah saya harus menawarnya sampai Rp300.000, atau menunggu sampai gelap dan menyuruh orang untuk mencuri barang sialan itu!"