Jas Biru di Rumah Duka
Seorang wanita sedih sangat kesal karena suaminya, Jono yang baru saja meninggal.
Dia pergi ke rumah duka untuk melihat suaminya untuk terakhir kali. Begitu dia melihat, dia mulai menangis. Penjaga rumah duka itu berjalan untuk menghibur.
Sambil menangis, wanita itu menjelaskan bahwa dia marah karena Jono tersayangnya memakai jas hitam, dan Jono pernah mengutarakan yang kuat untuk dimakamkan dengan jas biru.
Penjaga rumah duka itu meminta maaf dan menjelaskan tentang kebiasaan mereka memakaikan jas hitam, dan mereka akan segera mengganti jas itu.
Hari berikutnya wanita itu kembali ke rumah duka untuk menikmati momen terakhir bersama Jono sebelum pemakaman hari berikutnya.
Dia melihat Jono dalam jas warna biru yang indah. Dia berkata kepada petugas rumah duka, "Luar biasa, luar biasa, tetapi dari mana kalian mendapatkan jas yang indah itu?"
"Yah, kemarin setelah Anda pergi, seorang pria seukuran suami Anda dibawa masuk dan dia mengenakan jas biru," jawab si petugas.
"Keluarganya ternyata kesal karena keluarganya ingin dia dimakamkan di jas hitam tradisional."
Istri Jono tersenyum pada pengurus.
"Setelah itu," lanjut petugas rumah duka, "Kami tinggal menukar kepala mereka."
Dia pergi ke rumah duka untuk melihat suaminya untuk terakhir kali. Begitu dia melihat, dia mulai menangis. Penjaga rumah duka itu berjalan untuk menghibur.
Sambil menangis, wanita itu menjelaskan bahwa dia marah karena Jono tersayangnya memakai jas hitam, dan Jono pernah mengutarakan yang kuat untuk dimakamkan dengan jas biru.
Penjaga rumah duka itu meminta maaf dan menjelaskan tentang kebiasaan mereka memakaikan jas hitam, dan mereka akan segera mengganti jas itu.
Hari berikutnya wanita itu kembali ke rumah duka untuk menikmati momen terakhir bersama Jono sebelum pemakaman hari berikutnya.
Dia melihat Jono dalam jas warna biru yang indah. Dia berkata kepada petugas rumah duka, "Luar biasa, luar biasa, tetapi dari mana kalian mendapatkan jas yang indah itu?"
"Yah, kemarin setelah Anda pergi, seorang pria seukuran suami Anda dibawa masuk dan dia mengenakan jas biru," jawab si petugas.
"Keluarganya ternyata kesal karena keluarganya ingin dia dimakamkan di jas hitam tradisional."
Istri Jono tersenyum pada pengurus.
"Setelah itu," lanjut petugas rumah duka, "Kami tinggal menukar kepala mereka."