Misa yang Terlalu Penuh
Gereja Katolik yang beranggotakan dua ribu orang memenuhi gedung dan terjadi kelebihan kapasitas pada suatu Minggu pagi.
Pastor itu siap memulai Misa ketika dua pria, mengenakan jas panjang hitam dan topi hitam masuk melalui bagian belakang gereja. Salah satu dari dua pria itu berjalan ke tengah-tengah jemaat, sementara yang lain tinggal di belakang.
Mereka berdua lalu meraih sesuatu di bawah jaket mereka dan menarik sebuah pistol.
Pria yang di depan berteriak, "Semua orang bersedia menerima peluru karena Yesus tetap di kursi Anda!"
Tentu saja, bangku-bangku mulai kosong, diikuti oleh paduan suara. Para diakon berlari keluar pintu, diikuti oleh pemimpin paduan suara dan anak altar.
Setelah beberapa saat, ada sekitar dua puluh orang yang tersisa duduk di gereja.
Pendeta itu berdiri dengan mantap di atas mimbar. Orang-orang itu memasukkan kembali senjata mereka dan berkata, dengan lembut,
"Baiklah, Romo, orang-orang munafik sudah pergi. Anda dapat memulai Misa sekarang."
Pastor itu siap memulai Misa ketika dua pria, mengenakan jas panjang hitam dan topi hitam masuk melalui bagian belakang gereja. Salah satu dari dua pria itu berjalan ke tengah-tengah jemaat, sementara yang lain tinggal di belakang.
Mereka berdua lalu meraih sesuatu di bawah jaket mereka dan menarik sebuah pistol.
Pria yang di depan berteriak, "Semua orang bersedia menerima peluru karena Yesus tetap di kursi Anda!"
Tentu saja, bangku-bangku mulai kosong, diikuti oleh paduan suara. Para diakon berlari keluar pintu, diikuti oleh pemimpin paduan suara dan anak altar.
Setelah beberapa saat, ada sekitar dua puluh orang yang tersisa duduk di gereja.
Pendeta itu berdiri dengan mantap di atas mimbar. Orang-orang itu memasukkan kembali senjata mereka dan berkata, dengan lembut,
"Baiklah, Romo, orang-orang munafik sudah pergi. Anda dapat memulai Misa sekarang."