Ujian Menata Kursi
Di sebuah rumah sakit jiwa, seorang psikiater melakukan serangkaian tes untuk menentukan kemajuan kesehatan mental tiga pasiennya.
Dia mengambil tiga kursi dan mengecat kursi-kursi itu. Sebelum cat di kursi itu kering, ia menatanya di sebuah ruang sedemikian rupa sehingga satu di depan yang lain.
Setelah ini, ia memanggil tiga pasien dan meminta mereka untuk duduk. Dua pasien yang pertama dengan langsung duduk di barisan kursi basah yang di depan. Namun, pasien ketiga yang datang lalu melihat kursi basah dan kemudian mulai melihat di sudut ruangan di mana ada tumpukan kertas. Dia mengambil satu lembar kertas dan menaruhnya di kursi basah sebelum duduk.
Terkejut dengan aksi pasien ketiga, dokter bertanya kepadanya mengapa dia menaruh lembaran kertas di kursi basah.
"Itu mudah," jawaban pasien ketiga, "Saya melihat bahwa saya duduk di belakang, saya perlu ganjalan agar sedikit lebih tinggi agar saya bisa melihat apa yang terjadi di depan."
Dia mengambil tiga kursi dan mengecat kursi-kursi itu. Sebelum cat di kursi itu kering, ia menatanya di sebuah ruang sedemikian rupa sehingga satu di depan yang lain.
Setelah ini, ia memanggil tiga pasien dan meminta mereka untuk duduk. Dua pasien yang pertama dengan langsung duduk di barisan kursi basah yang di depan. Namun, pasien ketiga yang datang lalu melihat kursi basah dan kemudian mulai melihat di sudut ruangan di mana ada tumpukan kertas. Dia mengambil satu lembar kertas dan menaruhnya di kursi basah sebelum duduk.
Terkejut dengan aksi pasien ketiga, dokter bertanya kepadanya mengapa dia menaruh lembaran kertas di kursi basah.
"Itu mudah," jawaban pasien ketiga, "Saya melihat bahwa saya duduk di belakang, saya perlu ganjalan agar sedikit lebih tinggi agar saya bisa melihat apa yang terjadi di depan."