Membayar Hutang Puasa
Kisah fiktif ini diceritakan terjadi 2 bulan sebelum bulan Ramadhan. Seorang pedagang sedang menjual kurma di pasar dan bisnis memang sedang agak lesu. Dia memanggil seorang wanita yang lewat dan mencoba untuk menariknya. Dia menggeleng dan mengatakan bahwa ia tidak punya uang.
"Tidak masalah," kata pedagang itu tersenyum, "Anda dapat membayar saya nanti."
Wanita itu masih tampak ragu-ragu, sehingga dia menawarkan beberapa kurma untuk dicicipi.
"Oh tidak, saya tidak bisa, saya sedang puasa," jawab wanita itu.
"Puasa? Tapi Ramadhan kan sudah 10 bulan yang lalu!"
"Memang, tetapi waktu itu saya melewatkan beberapa hari dan sekarang saya sedang menggantinya. Kalau begitu beri saya satu kilo kurma."
"Lupakan!" teriak pedagang itu, "Jika Anda butuh 10 bulan untuk membayar kembali utang anda kepada Tuhan, siapa yang tahu kapan anda akan membayar saya?"
"Tidak masalah," kata pedagang itu tersenyum, "Anda dapat membayar saya nanti."
Wanita itu masih tampak ragu-ragu, sehingga dia menawarkan beberapa kurma untuk dicicipi.
"Oh tidak, saya tidak bisa, saya sedang puasa," jawab wanita itu.
"Puasa? Tapi Ramadhan kan sudah 10 bulan yang lalu!"
"Memang, tetapi waktu itu saya melewatkan beberapa hari dan sekarang saya sedang menggantinya. Kalau begitu beri saya satu kilo kurma."
"Lupakan!" teriak pedagang itu, "Jika Anda butuh 10 bulan untuk membayar kembali utang anda kepada Tuhan, siapa yang tahu kapan anda akan membayar saya?"