Rumah Murah Istimewa
Budi sedang sibuk mencari rumah. Bosan dia walau ia PNS, tapi ia berprofesi juga sebagai "kontraktor". Suka pindah-pindah kontrakan maksudnya. Karena bosan, ia sedang mencari rumah yang mengil dan sesuai dengan kebutuhannya. Ia tertarik kepada iklan penjualan rumah di surat kabar dan berminat untuk membelinya.
Budi: "Pak, rumah ini berapa harganya?"
Penjual:"Murah saja koq bang." katanya sambil menyebut harga.
Budi berpikir, wah ini murah sekali. "Apa istimewanya rumah ini pak?"
Penjual: "Dari dalam rumah ini, tanpa keluar pun sudah tahu arah angin bertiup"
Budi heran, dan bertanya balik: "Bagaimana caranya?"
Penjual: "Kalau Bapak mencium bau sate, berarti angin berasal dari Barat. Kalau bau durian, dari timur. Kalau bau roti, berarti angin bertiup dari utara."
Budi:"Ooooo... Lalu kalau mau angin bertidup dari selatan, apa tandanya??"
Penjual: "Bau sampah!!!"
Budi: "Pantas, rumah dekat tempat sampah. Makanya murah.."
Budi: "Pak, rumah ini berapa harganya?"
Penjual:"Murah saja koq bang." katanya sambil menyebut harga.
Budi berpikir, wah ini murah sekali. "Apa istimewanya rumah ini pak?"
Penjual: "Dari dalam rumah ini, tanpa keluar pun sudah tahu arah angin bertiup"
Budi heran, dan bertanya balik: "Bagaimana caranya?"
Penjual: "Kalau Bapak mencium bau sate, berarti angin berasal dari Barat. Kalau bau durian, dari timur. Kalau bau roti, berarti angin bertiup dari utara."
Budi:"Ooooo... Lalu kalau mau angin bertidup dari selatan, apa tandanya??"
Penjual: "Bau sampah!!!"
Budi: "Pantas, rumah dekat tempat sampah. Makanya murah.."