Merampok Kepala Kuil Buddha
Seorang kepala kuil Buddha sedang duduk bersemedi, dari arah sebelah belakang tiba-tiba datang seorang penyamun menodongkan sebilah pisau belati di lehernya dan berteriak dengan suara rendah: "Keluarkan semua uangmu!"
Kepala kuil itu berkata: "Uang dan harta adalah benda di luar tubuh kita, lahir tidak kita bawa kemari, mati juga tidak kita bawa pergi. Bila Anda mau ya ambillah semuanya!" Kemudian ia merogoh sebuah kantong kain dari haribaannya dan diberikan kepada penyamun itu.
Sambil menimang-nimang kantong kain itu, penyamun berkata: "Ini adalah hasil sedekahmu yang diperoleh selama seumur hidup."
Kepala kuil berkata: "Buddha mengajarkan ajaran karma, jaitu kamu dan aku lantaran sebab-sebab yang ada pada kelahiran sebelumnya, maka hari ini mau tak mau harus menerima segala akibatnya."
Mendengar perkataan ini, si penyamun merasa sangat terharu dan berkata: "Dosaku sungguh-sungguh berat, entah apa ada jalan untuk menebus dosaku ini, bisakah Anda membantu diriku?"
Kepala kuil: "Bisa."
Penyamun: "Caranya bagaimana?"
Kepala kuil: "Letakkanlah pisau jagalmu dan bertekad segera menjadi orang baik."
Penyamun: "Pisau jagalku sekarang sudah kuletakkan."
Kepala kuil itu maju selangkah ke depan dan dengan sigap merebut pisau itu, kemudian langsung menodong si penyamun: "Nah, sekarang kembalikanlah semua uangku!"
Kepala kuil itu berkata: "Uang dan harta adalah benda di luar tubuh kita, lahir tidak kita bawa kemari, mati juga tidak kita bawa pergi. Bila Anda mau ya ambillah semuanya!" Kemudian ia merogoh sebuah kantong kain dari haribaannya dan diberikan kepada penyamun itu.
Sambil menimang-nimang kantong kain itu, penyamun berkata: "Ini adalah hasil sedekahmu yang diperoleh selama seumur hidup."
Kepala kuil berkata: "Buddha mengajarkan ajaran karma, jaitu kamu dan aku lantaran sebab-sebab yang ada pada kelahiran sebelumnya, maka hari ini mau tak mau harus menerima segala akibatnya."
Mendengar perkataan ini, si penyamun merasa sangat terharu dan berkata: "Dosaku sungguh-sungguh berat, entah apa ada jalan untuk menebus dosaku ini, bisakah Anda membantu diriku?"
Kepala kuil: "Bisa."
Penyamun: "Caranya bagaimana?"
Kepala kuil: "Letakkanlah pisau jagalmu dan bertekad segera menjadi orang baik."
Penyamun: "Pisau jagalku sekarang sudah kuletakkan."
Kepala kuil itu maju selangkah ke depan dan dengan sigap merebut pisau itu, kemudian langsung menodong si penyamun: "Nah, sekarang kembalikanlah semua uangku!"