Kuda Kerajaan Berkentut
Presiden AS berkunjung ke Inggris, Ratu Inggris mengadakan upacara penyambutan secara besar-besaran, di mana-mana digelar karpet warna merah. Ratu mendampingi Presiden AS dengan menumpang kereta kebesaran emas murni milik kerajaan yang dihela oleh 6 ekor kuda tinggi besar berjalan di tengah-tengah kerumunan massa yang sedang berbaris menyambut kedatangan Presiden di kedua sisi jalan, segala-galanya nampak sangat megah dan terhormat.
Tiba-tiba terdengar seekor kuda penarik kereta berkentut nyaring dan mengeluarkan bau busuk. Supaya si tuan rumah, ratu, tidak merasa canggung, Presiden pura-pura tak memperhatikannya, beliau tetap dengan tenang melambaikan tangannya memberi salam kepada massa yang menyambutnya di tepi jalan. Sang ratu merasa tak enak dan nampak agak gelisah, kemudian dengan menyesal berkata kepada Presiden:
"Saya minta maaf, dalam sementara hal, aku sebagai ratu pun kadang-kadang juga tak bisa mengendalikannya."
Presiden segera berkata dengan terbahak-bahak: "Kalau Anda tidak menyinggungnya, aku masih mengira tadi kudalah yang berkentut."
Tiba-tiba terdengar seekor kuda penarik kereta berkentut nyaring dan mengeluarkan bau busuk. Supaya si tuan rumah, ratu, tidak merasa canggung, Presiden pura-pura tak memperhatikannya, beliau tetap dengan tenang melambaikan tangannya memberi salam kepada massa yang menyambutnya di tepi jalan. Sang ratu merasa tak enak dan nampak agak gelisah, kemudian dengan menyesal berkata kepada Presiden:
"Saya minta maaf, dalam sementara hal, aku sebagai ratu pun kadang-kadang juga tak bisa mengendalikannya."
Presiden segera berkata dengan terbahak-bahak: "Kalau Anda tidak menyinggungnya, aku masih mengira tadi kudalah yang berkentut."