Menyembunyikan Nilai Hasil ujian
Bapak menanya anak laki-lakinya: "Ujian kali ini kamu telah mendapat angka berapa?"
"Supaya tidak mempengaruhi perasaan hati Bapak yang baik, sebaiknya Bapak jangan menanya soal ini dah." Jawab anaknya.
Sang Bapak buru-buru berkata: "Jiwaku sekarang sedang dalam keadaan tenang dan stabil, tak bisa kena pengaruh."
Si anak berkata: "Setelah mengetahui angka hasil ujianku ini, ada kemungkinan Bapak bisa berubah menjadi emosi."
Sang Bapak nampak sedikit ngga sabar: "Aku kini tak ada waktu mengoceh dengan dirimu, yo, segera katakan berapa angka ujianmu?"
Si anak berkata lebih lanjut: "Bapak sekarang saja sudah marah, aku mana berani berkata."
Sang Bapak segera berpura-pura tersenyum lalu menanya: "Terus teranglah, berapa sebenarnya angkamu?"
Namun si anak berkata: "Mood Bapak demikian tak menentu, sebentar senang sebentar marah, maka aku lebih-lebih tak berani berkata donk."
"Supaya tidak mempengaruhi perasaan hati Bapak yang baik, sebaiknya Bapak jangan menanya soal ini dah." Jawab anaknya.
Sang Bapak buru-buru berkata: "Jiwaku sekarang sedang dalam keadaan tenang dan stabil, tak bisa kena pengaruh."
Si anak berkata: "Setelah mengetahui angka hasil ujianku ini, ada kemungkinan Bapak bisa berubah menjadi emosi."
Sang Bapak nampak sedikit ngga sabar: "Aku kini tak ada waktu mengoceh dengan dirimu, yo, segera katakan berapa angka ujianmu?"
Si anak berkata lebih lanjut: "Bapak sekarang saja sudah marah, aku mana berani berkata."
Sang Bapak segera berpura-pura tersenyum lalu menanya: "Terus teranglah, berapa sebenarnya angkamu?"
Namun si anak berkata: "Mood Bapak demikian tak menentu, sebentar senang sebentar marah, maka aku lebih-lebih tak berani berkata donk."