Jangan Menaruh Pikiran yang Tidak Perlu
Aku untuk pertama kali diundang makan ke rumah cewekku, maka itu aku merasa sangat tegang. Pada waktu makan malam, aku dengan nada yang sangat hati-hati berkata kepada Ibu cewekku: "Tante, sebenarnya aku sekarang juga sedang berusaha mengumpulkan uang untuk membeli sebuah rumah."
Ibu cewekku tiba-tiba menunjukkan air muka yang tak begitu senang, kemudian berkata: "Ah, jangan sedikit-sedikit menyinggung masalah rumah, kamu kira keluarga kami ini suka memperlakukan orang dengan memandang bulu ya? Pihak lelaki tak punya rumah, masak anak perempuanku lalu tak kawin?"
Mendengar perkataan ini aku sunggu-sungguh terharu, namun di luar dugaan, saat aku hendak menyambung pembicaraanku, Ibu cewekku itu tiba-tiba berkata lebih lanjut:
"O, anak muda, dalam hal ini sudah tentu kamu juga jangan menaruh pikiran yang tak perlu. Sekalipun kamu memiliki sebuah rumah sendiri, aku juga tak tentu menyetujui anak perempuanku kawin dengan dirimu."
Ibu cewekku tiba-tiba menunjukkan air muka yang tak begitu senang, kemudian berkata: "Ah, jangan sedikit-sedikit menyinggung masalah rumah, kamu kira keluarga kami ini suka memperlakukan orang dengan memandang bulu ya? Pihak lelaki tak punya rumah, masak anak perempuanku lalu tak kawin?"
Mendengar perkataan ini aku sunggu-sungguh terharu, namun di luar dugaan, saat aku hendak menyambung pembicaraanku, Ibu cewekku itu tiba-tiba berkata lebih lanjut:
"O, anak muda, dalam hal ini sudah tentu kamu juga jangan menaruh pikiran yang tak perlu. Sekalipun kamu memiliki sebuah rumah sendiri, aku juga tak tentu menyetujui anak perempuanku kawin dengan dirimu."