Mentraktir Minum Arak
Seorang pemabuk dengan langkah sempoyongan masuk ke sebuah bar dan berteriak kepada pelayan bar: "Boy, ayo, tuanglah segelas arak untuk setiap orang yang ada di ruangan ini, dan tuanglah juga segelas untuk dirimu sendiri, sesudahnya berikan tagihannya kepadaku, oke?"
Pelayan bar telah melakukan apa yang dikatakan orang itu, semua orang yang ada di situ segera bersorak sorai menenggak habis segelas arak di tangannya. Pelayan bar membuka selembar tagihan: AS$ 57.-
Pemabuk berkata: "Apa yang kukatakan adalah sungguh-sungguh, tagihan boleh kamu berikan kepadaku, tetapi aku sekarang tak punya uang."
Pelayan bar naik darah, segera membuka tapak tangannya dan menampar keras kedua pipi pemabuk itu, sehingga ia spontan berputar-putar beberapa kali putaran, kemudian dilemparkan di tengah jalan.
Baru lewat beberapa hari, pemabuk yang sama berjalan masuk ke bar yang sama dan berteriak: "Ayo, Boy, tuanglah segelas arak untuk setiap orang yang ada di sini, dan tuanglah juga segelas untuk dirimu sendiri. Sesudahnya berikanlah tagihannya kepadaku."
Pelayan bar menatap orang itu sebentar sambil diam-diam berpikir, ia tidak mungkin dua kali menggunakan tipu muslihat yang sama. Melepaskan transaksi yang menguntungkan sedemikian begini saja sudah tentu sangat bodoh. Maka itu ia telah menuang segelas arak untuk setiap orang, dan juga menuang segelas untuk dirinya sendiri, semua orang bersorak gemuruh menghabiskan araknya masing-masing, kemudian pelayan bar memberikan tagihan sebesar AS$ 67.- kepada pemabuk itu.
Sambil menerima tagihan, pemabuk itu berkata: "tagihan boleh kamu berikan kepadaku, tetapi aku sekarang tak punya uang." Pelayan bar sungguh tak percaya bahwa dirinya sekali lagi telah terkecoh, dengan marah bukan main ia maju ke depan, mengangkat orang itu ke atas mercu kepalanya, dan menghempaskannya ke lantai dengan bengisnya, kemudian pemabuk itu dipukulnya setengah mati, lalu dilemparkan di jalan.
Hari ketiganya, pemabuk yang sama berjalan masuk lagi ke bar yang sama. Ia berteriak: "Boy, ayo tuanglah segelas arak untuk setiap orang yang duduk di sini, sesudahnya berikanlah tagihannya kepadaku."
Pelayan bar dengan muak mencemoohnya: "Lho, kali ini kamu kok tak mengundang diriku minum arak?"
"Apa? Aku mengundang kamu minum arak? Ah, mana mungkin! Lihatlah sendiri, kamu minum arak sedikit saja sudah mabuk, ditambah kejamnya seperti seekor binatang buas." Jawab pemabuk itu.
Pelayan bar telah melakukan apa yang dikatakan orang itu, semua orang yang ada di situ segera bersorak sorai menenggak habis segelas arak di tangannya. Pelayan bar membuka selembar tagihan: AS$ 57.-
Pemabuk berkata: "Apa yang kukatakan adalah sungguh-sungguh, tagihan boleh kamu berikan kepadaku, tetapi aku sekarang tak punya uang."
Pelayan bar naik darah, segera membuka tapak tangannya dan menampar keras kedua pipi pemabuk itu, sehingga ia spontan berputar-putar beberapa kali putaran, kemudian dilemparkan di tengah jalan.
Baru lewat beberapa hari, pemabuk yang sama berjalan masuk ke bar yang sama dan berteriak: "Ayo, Boy, tuanglah segelas arak untuk setiap orang yang ada di sini, dan tuanglah juga segelas untuk dirimu sendiri. Sesudahnya berikanlah tagihannya kepadaku."
Pelayan bar menatap orang itu sebentar sambil diam-diam berpikir, ia tidak mungkin dua kali menggunakan tipu muslihat yang sama. Melepaskan transaksi yang menguntungkan sedemikian begini saja sudah tentu sangat bodoh. Maka itu ia telah menuang segelas arak untuk setiap orang, dan juga menuang segelas untuk dirinya sendiri, semua orang bersorak gemuruh menghabiskan araknya masing-masing, kemudian pelayan bar memberikan tagihan sebesar AS$ 67.- kepada pemabuk itu.
Sambil menerima tagihan, pemabuk itu berkata: "tagihan boleh kamu berikan kepadaku, tetapi aku sekarang tak punya uang." Pelayan bar sungguh tak percaya bahwa dirinya sekali lagi telah terkecoh, dengan marah bukan main ia maju ke depan, mengangkat orang itu ke atas mercu kepalanya, dan menghempaskannya ke lantai dengan bengisnya, kemudian pemabuk itu dipukulnya setengah mati, lalu dilemparkan di jalan.
Hari ketiganya, pemabuk yang sama berjalan masuk lagi ke bar yang sama. Ia berteriak: "Boy, ayo tuanglah segelas arak untuk setiap orang yang duduk di sini, sesudahnya berikanlah tagihannya kepadaku."
Pelayan bar dengan muak mencemoohnya: "Lho, kali ini kamu kok tak mengundang diriku minum arak?"
"Apa? Aku mengundang kamu minum arak? Ah, mana mungkin! Lihatlah sendiri, kamu minum arak sedikit saja sudah mabuk, ditambah kejamnya seperti seekor binatang buas." Jawab pemabuk itu.