Kucing yang Sama
Seorang Inggris, seorang Belanda dan seorang Irlandia bersama-sama pergi bertamasya. Malam hari itu mereka menjumpai hujan lebat berbadai, mobilnya juga mengalami kerusakan, mereka ingin mencari suatu tempat untuk bermalam.
Sesudah mencari lama sekali, akhirnya mereka baru menemukan sebuah pondok. Mereka menanya juragan perkebunan apakah mereka dibolehkan turun berteduh dan bermalam di sini. Pada waktu ini mereka memperhatikan seorang anak perempuan juragan perkebunan yang cantik itu sedang berdiri tegak di belakang Bapaknya, dan ia berkali-kali mengedipkan bulu matanya yang panjang kepada mereka.
Juragan perkebunan itu merasa sangat kuatir, tetapi akhirnya ia tetap juga mengizinkan mereka tinggal, ia berkata: "Kalian boleh naik dari anak tangga ini masuk ke kamar loteng itu untuk tidur, tetapi harus tinggal di sana sampai pagi hari, jangan sekali-kali coba berangan-angan akan melakukan sesuatu hal yang gila-gilaan terhadap anak perempuanku. Kalau tidak, asalkan aku mendengar kamar loteng itu berisik, maka aku akan segera melepaskan tembakan."
Kemudian mereka bertiga sama-sama naik ke kamar loteng. Pada waktu tengah malam, orang Belanda itu turun tangga untuk pergi buang air kecil. Begitu mendengar tangga itu tiba-tiba berisik, juragan perkebunan segera mencengkam sebuah senapan berburu sembari berteriak keras: "Siapa di sana?"
"Meong!" orang Belanda berteriak melengking. Juragan perkebunan berkata: "O, seekor kucing."
Kali kedua, giliran orang Inggris hendak buang air kecil. Saat ia sedang mulai turun dari tangga, sekali lagi telah mengejutkan juragan perkebunan. Juragan perkebunan dengan cekatan mengangkat senapan berburunya dan berteriak: "Siapa di sana? Siapa?"
"Meong!" orang Inggris juga belajar kucing mengeong. Juragan perkebunan berkata:"Masih kucing itu juga."
Kemudian giliran orang Irlandia, ia selalu memikirkan anak perempuan juragan perkebunan yang cantik itu. Saat ia turun tangga, juragan perkebunan telah mengisi senapannya dengan peluru dan berteriak keras: "Siapa di sana?"
Orang Irlandia berkata: "Aku, masih kucing yang sama."
Sesudah mencari lama sekali, akhirnya mereka baru menemukan sebuah pondok. Mereka menanya juragan perkebunan apakah mereka dibolehkan turun berteduh dan bermalam di sini. Pada waktu ini mereka memperhatikan seorang anak perempuan juragan perkebunan yang cantik itu sedang berdiri tegak di belakang Bapaknya, dan ia berkali-kali mengedipkan bulu matanya yang panjang kepada mereka.
Juragan perkebunan itu merasa sangat kuatir, tetapi akhirnya ia tetap juga mengizinkan mereka tinggal, ia berkata: "Kalian boleh naik dari anak tangga ini masuk ke kamar loteng itu untuk tidur, tetapi harus tinggal di sana sampai pagi hari, jangan sekali-kali coba berangan-angan akan melakukan sesuatu hal yang gila-gilaan terhadap anak perempuanku. Kalau tidak, asalkan aku mendengar kamar loteng itu berisik, maka aku akan segera melepaskan tembakan."
Kemudian mereka bertiga sama-sama naik ke kamar loteng. Pada waktu tengah malam, orang Belanda itu turun tangga untuk pergi buang air kecil. Begitu mendengar tangga itu tiba-tiba berisik, juragan perkebunan segera mencengkam sebuah senapan berburu sembari berteriak keras: "Siapa di sana?"
"Meong!" orang Belanda berteriak melengking. Juragan perkebunan berkata: "O, seekor kucing."
Kali kedua, giliran orang Inggris hendak buang air kecil. Saat ia sedang mulai turun dari tangga, sekali lagi telah mengejutkan juragan perkebunan. Juragan perkebunan dengan cekatan mengangkat senapan berburunya dan berteriak: "Siapa di sana? Siapa?"
"Meong!" orang Inggris juga belajar kucing mengeong. Juragan perkebunan berkata:"Masih kucing itu juga."
Kemudian giliran orang Irlandia, ia selalu memikirkan anak perempuan juragan perkebunan yang cantik itu. Saat ia turun tangga, juragan perkebunan telah mengisi senapannya dengan peluru dan berteriak keras: "Siapa di sana?"
Orang Irlandia berkata: "Aku, masih kucing yang sama."