Melukis dengan Model Bugil
Seorang seniman mempunyai satu anak perempuan kecil yang lucu. Setiap kali saat hendak melukis lukisan bugil untuk beberapa model, ia dan istrinya selalu berusaha sedapat mungkin menyuruh anak perempuannya keluar bermain-main. Mereka selalu berkata anak perempuannya masih terlalu kecil, masih tak tahu apa itu kesenian.
Tetapi pada suatu hari, saat seniman ini sedang melukis lukisan bugil untuk seorang model, ia telah lupa menutup pintu sanggarnya. Anak perempuan itu tiba-tiba berlari menuju ke arah sanggar tersebut bermaksud untuk menerjang masuk.
Istri seniman segera mengejar anaknya dengan menyusuri sebuah tangga, tetapi saat ia mengejar sampai di puncak tangga, anak itu ternyata sudah masuk ke dalam sanggar dan juga sudah menyaksikan wanita bugil yang dijadikan model oleh Bapaknya itu. Pada detik-detik ini, mereka suami istri hanya bisa menunggu cecaran pertanyaan anak perempuannnya.
Tetapi anaknya ternyata tak berkata apa-apa. Beberapa menit kemudian, anak itu tiba-tiba berlari ke samping Ibunya dan dengan marah menanya: "Mengapa Ibu membiarkan dia berada di situ tanpa berbusana, bersepatu dan berkaos kaki, dan sebaliknya mengapa Ibu tak mengizinkan diriku berbuat sedemikian?"
Tetapi pada suatu hari, saat seniman ini sedang melukis lukisan bugil untuk seorang model, ia telah lupa menutup pintu sanggarnya. Anak perempuan itu tiba-tiba berlari menuju ke arah sanggar tersebut bermaksud untuk menerjang masuk.
Istri seniman segera mengejar anaknya dengan menyusuri sebuah tangga, tetapi saat ia mengejar sampai di puncak tangga, anak itu ternyata sudah masuk ke dalam sanggar dan juga sudah menyaksikan wanita bugil yang dijadikan model oleh Bapaknya itu. Pada detik-detik ini, mereka suami istri hanya bisa menunggu cecaran pertanyaan anak perempuannnya.
Tetapi anaknya ternyata tak berkata apa-apa. Beberapa menit kemudian, anak itu tiba-tiba berlari ke samping Ibunya dan dengan marah menanya: "Mengapa Ibu membiarkan dia berada di situ tanpa berbusana, bersepatu dan berkaos kaki, dan sebaliknya mengapa Ibu tak mengizinkan diriku berbuat sedemikian?"