Lebih Memilih Ayah
Sekali sesudah bertengkar, istriku teriak-teriak akan membawa anak laki-laki kami pulang ke rumah orang tuanya, tetapi anakku itu merengek-rengek, bagaimana pun tak mau ikut, hal ini menyebabkan istriku berang dan tanpa banyak cincong ia akhirnya pergi sendirian.
Aku menarik anakku ke pelukanku, dan bertnya kepadanya mengapa tak ikut Ibu pergi ke rumah Neneknya.
"Daddy tak bisa masak, setiap kali Mami ada tugas dinas ke luar kota, bukankah Daddy selalu membawa diriku makan di resto cepat saji?" jelas anakku sambil mengerdip-ngerdipkan matanya.
Aku menghela napas panjang, meraba-raba kepalanya dan berkata: "Aduh, anakku yang bodoh, kali ini Mamimu tidak menyisahkan uang makan untuk kita."
Aku menarik anakku ke pelukanku, dan bertnya kepadanya mengapa tak ikut Ibu pergi ke rumah Neneknya.
"Daddy tak bisa masak, setiap kali Mami ada tugas dinas ke luar kota, bukankah Daddy selalu membawa diriku makan di resto cepat saji?" jelas anakku sambil mengerdip-ngerdipkan matanya.
Aku menghela napas panjang, meraba-raba kepalanya dan berkata: "Aduh, anakku yang bodoh, kali ini Mamimu tidak menyisahkan uang makan untuk kita."