Rahasia Bisnis Pengemis
Beberapa pengemis sedang ngobrol di dangkalan sungai di bawah sebuah jembatan.
"Belakangan ini telah terjadi inflasi lagi, harga beras dan minyak pada melambung, banyak orang kota sedang dirundung rasa cemas."
"Aku juga sudah mendengarnya di luar, mereka sungguh-sungguh kasihan..."
"Kami tidak usah membeli beras dan juga tidak usah membeli minyak, dibandingkan dengan orang kota, jujur, kita di sini hidupnya masih tergolong baik..."
"Ya, omonganmu sedikitpun tak salah, kita sampai sewa rumah pun tak usah bayar... Alangkah baiknya..."
Tiba-tiba seorang rekan pengemis yang duduk di sampingnya dengan cekatan mendekap mulut pengemis yang bicara paling akhir ini, kemudian ia berkata dengan suara layaknya berbisik-bisik: "Sst! Bisa nggak kamu berbicara dengan suara yang rendahan sedikit, bila pembicaraan kita ini didengar oleh orang luar, siapa pun juga akan menjadi pengemis seperti kita!"
"Belakangan ini telah terjadi inflasi lagi, harga beras dan minyak pada melambung, banyak orang kota sedang dirundung rasa cemas."
"Aku juga sudah mendengarnya di luar, mereka sungguh-sungguh kasihan..."
"Kami tidak usah membeli beras dan juga tidak usah membeli minyak, dibandingkan dengan orang kota, jujur, kita di sini hidupnya masih tergolong baik..."
"Ya, omonganmu sedikitpun tak salah, kita sampai sewa rumah pun tak usah bayar... Alangkah baiknya..."
Tiba-tiba seorang rekan pengemis yang duduk di sampingnya dengan cekatan mendekap mulut pengemis yang bicara paling akhir ini, kemudian ia berkata dengan suara layaknya berbisik-bisik: "Sst! Bisa nggak kamu berbicara dengan suara yang rendahan sedikit, bila pembicaraan kita ini didengar oleh orang luar, siapa pun juga akan menjadi pengemis seperti kita!"