Memiliki Anak di Birokrat
Beberapa tahun yang lalu, seorang nenek tua dengan bangga berkata di hadapanku, jelas ia hendak memperagakan diri. Katanya: "3 orang anak laki-lakiku sungguh-sungguh sangat berguna. Anakku yang sulung bekerja di Biro Material, peralatan rumah tangganya sering ditambah dan diganti, ia bisa tak habis-habisnya memperoleh bahan-bahan pembangunan yang ia inginkan. Anakku yang kedua bekerja di Biro Perhubungan, bila hendak mengangkut barang sangat leluasa, keluar rumah numpang kendaraan semua gratis. Anakku yang ketiga bekerja di Biro Industri dan Perdagangan, bila ada barang-barang komoditas yang di bawah standar yang dijual dengan harga yang diturunkan, pertama-tama yang mendapat giliran membelinya adalah kami, jika ada barang yang sangat kurang di pasaran juga kami yang lebih dulu diuntungkan."
Sesudah mendengar ucapannya ini aku berkata dengan tersenyum: "Aku pikir masih ada suatu kekurangannya, yaitu kurang seorang anak laki-laki yang menjadi hakim. Kalau pada suatu hari nanti anak-anakmu itu melanggar hukum perlu minta tolong kepada orang supaya memaafkan kesalahannya, bagaimana? Mereka tetap sangat sulit, bukan?"
Sesudah mendengar ucapannya ini aku berkata dengan tersenyum: "Aku pikir masih ada suatu kekurangannya, yaitu kurang seorang anak laki-laki yang menjadi hakim. Kalau pada suatu hari nanti anak-anakmu itu melanggar hukum perlu minta tolong kepada orang supaya memaafkan kesalahannya, bagaimana? Mereka tetap sangat sulit, bukan?"