Pilih Gengsi atau Nyawa
Untuk memecahkan masalah keamanan dan untuk menjaga keselamatan para karyawannya, manajer sebuah perusahaan proyek listrik telah mengeluarkan suatu peraturan: "Barang siapa yang masuk kerja dengan tidak mengenakan helm, sekali tertangkap basah ia akan dikenai sanksi Rp. 300 ribu.", tetapi sayangnya peraturan ini efeknya tak besar.
Sang manajer merasa sangat risau. Pada waktu ini seorang pegawai perusahaan yang sudah kawakan mengajukan sebuah usul mengubah peraturan itu menjadi "Barang siapa yang masuk kerja dengan tidak mengenakan helm, sekali tertangkap basah, setiap kali diadakan rapat besar, ia akan dikenai sanksi menghadiri rapat itu dengan mengenakan helm." Begitu peraturan ini diumumkan, boleh dikata tak ada lagi orang yang melanggarnya.
Sang manajer merasa sangat senang, ia bertanya kepada pegawai kawakan itu, bagaimana ia kok bisa terpikir usul sedemikian.
Pegawai itu menjawab: "Karena di dalam hati banyak orang, muka (gengsi) lebih penting daripada nyawa. Hehehehe..."
Sang manajer merasa sangat risau. Pada waktu ini seorang pegawai perusahaan yang sudah kawakan mengajukan sebuah usul mengubah peraturan itu menjadi "Barang siapa yang masuk kerja dengan tidak mengenakan helm, sekali tertangkap basah, setiap kali diadakan rapat besar, ia akan dikenai sanksi menghadiri rapat itu dengan mengenakan helm." Begitu peraturan ini diumumkan, boleh dikata tak ada lagi orang yang melanggarnya.
Sang manajer merasa sangat senang, ia bertanya kepada pegawai kawakan itu, bagaimana ia kok bisa terpikir usul sedemikian.
Pegawai itu menjawab: "Karena di dalam hati banyak orang, muka (gengsi) lebih penting daripada nyawa. Hehehehe..."