Berdoa di Tembok Ratapan
Smith, wartawan Stasiun Televisi Rebecca pernah mendengar orang bercerita, di Yerusalem katanya ada seorang Yahudi yang sudah lansia setiap hari 2 kali secara rutin berdoa di depan Tembok Ratapan, dan katanya kebiasaan ini telah bertahan bertahun-tahun tak pernah berhenti.
Smith merasa ini adalah sebuah bahan berita yang menarik, maka itu ia segera mengendarai mobil menuju ke tempat tersebut. Setibanya di sana ia ternyata betul-betul menjumpai kakek tua itu sedang berdoa dengan khidmatnya. Sesudah melihat ia selesai berdoa, Smith berjalan melangkah depan bermaksud untuk mewawancarainya: "Hallo, aku adalah seorang wartawan, Anda datang kemari berdoa sudah berapa lama?"
"Kurang lebih sudah 60 tahun lamanya."
"60 tahun? Wah, betul-betul luar biasa! Lalu apa saja yang Anda doakan setiap harinya?"
"Aku berdoa semoga antara orang Yahudi, para penganut Kristen dan penganut Islam bisa hidup rukun berdampingan secara damai, semoga umat manusia bisa menghilangkan segala dendam kesumatnya satu sama lain, dan semoga semua anak-anak kita bisa bertumbuh kembang dengan sehat di tengah-tengah masyarakat yang bersahabat."
"Anda telah berdoa sedemikian lamanya, coba ceritakan bagaimana kesan Anda sekarang?"
"Aku layaknya sedang berkata menghadap sebuah tembok saja."
Smith merasa ini adalah sebuah bahan berita yang menarik, maka itu ia segera mengendarai mobil menuju ke tempat tersebut. Setibanya di sana ia ternyata betul-betul menjumpai kakek tua itu sedang berdoa dengan khidmatnya. Sesudah melihat ia selesai berdoa, Smith berjalan melangkah depan bermaksud untuk mewawancarainya: "Hallo, aku adalah seorang wartawan, Anda datang kemari berdoa sudah berapa lama?"
"Kurang lebih sudah 60 tahun lamanya."
"60 tahun? Wah, betul-betul luar biasa! Lalu apa saja yang Anda doakan setiap harinya?"
"Aku berdoa semoga antara orang Yahudi, para penganut Kristen dan penganut Islam bisa hidup rukun berdampingan secara damai, semoga umat manusia bisa menghilangkan segala dendam kesumatnya satu sama lain, dan semoga semua anak-anak kita bisa bertumbuh kembang dengan sehat di tengah-tengah masyarakat yang bersahabat."
"Anda telah berdoa sedemikian lamanya, coba ceritakan bagaimana kesan Anda sekarang?"
"Aku layaknya sedang berkata menghadap sebuah tembok saja."