Taruhan Menepuk Kepala Botak
Pada suatu hari, 2 orang sahabat karib sedang bersama-sama masuk ke sebuah bar, yang satu berkata kepada yang lain: "Kamu mau bertaruh dengan diriku ngga? Aku berani menepuk kepala si kepala botak yang sekarang sedang duduk di depan kita ini."
Dengan sikap acuh tak acuh sahabatnya itu berkata; "Ah, kamu kok enak saja membual, badan orang itu begitu tegap, jika kamu berani dengan gegabah menepuk kepalanya awas digebuk setengah mampus olehnya nanti. Bila kamu nekad dan mau coba-coba, ya boleh saja. Taruhannya Rp. 130 ribu, bagaimana?"
Maka itu, orang ini berjalan perlahan-lahan menuju ke belakang si kepala botak. Ia dengan sigap menepuk kepalanya dan berkata: "Hallo, Pak Joko!"
Si kepala botak membalikkan muka dan dengan heran menanyanya: "Kamu siapa? Kamu salah mengenal orang, aku bukan Joko."
Sesudah berkata "Sorry, Pak" orang ini berjalan balik ke tempat duduk asalnya untuk menerima uang taruhan Rp. 130 ribu dari sahabatnya tadi. Tak lama kemudian, orang ini menanya sahabatnya lagi: "Apakah kamu berani bertaruh satu kali lagi? Aku pasti masih punya kesempatan menepuk kepalanya sekali lagi." Sahabatnya itu tidak percaya: "Ya, Rp. 130 ribu lagi, oke?"
Orang ini sekali lagi berjalan menuju belakang si kepala botak, lalu dengan sigap menepuk kepalanya satu kali lagi sambil berkata: "Ah, Pak Joko, aku kenal diri Bapak kok, masa Bapak tak ingat akan diriku?"
"Tadi sudah kujelaskan, kamu salah mengenal orang. Aku benar-benar tak pernah mengenal dirimu. Silahkan pergi!" kata si kepala botak dengan tak sabar. Sesudah berbasa-basi meminta maaf, orang ini segera meninggalkannya.
Karena ketenangan hatinya diganggu dan tiada jalan lain, si kepala botak berusaha menukar tempat duduknya di sebelah sono. Tetapi tak berapa lama kemudian, orang ini segera menemukan tempat duduknya yang baru itu.
Orang ini kemudian berkata kepada sahabatnya: "Jika kita bertaruh sekali lagi, bagaimana? Aku pasti bisa menepuk kepalanya satu kali lagi, kamu percaya ngga?"
Sesudah diiyakan, orang ini melangkah menuju ke arah si kepala botak, ia sambil dengan sigap menepuk kepalanya dari belakang sambil berkata: "Aduh Pak Joko, aku ini sungguh alpa, coba Bapak terkah apa yang telah terjadi, di sana aku telah salah orang, menganggap si kepala botak yang duduk di depanku itu sebagai dirimu, padahal kamu ada di sini, hehehe..."
Dengan sikap acuh tak acuh sahabatnya itu berkata; "Ah, kamu kok enak saja membual, badan orang itu begitu tegap, jika kamu berani dengan gegabah menepuk kepalanya awas digebuk setengah mampus olehnya nanti. Bila kamu nekad dan mau coba-coba, ya boleh saja. Taruhannya Rp. 130 ribu, bagaimana?"
Maka itu, orang ini berjalan perlahan-lahan menuju ke belakang si kepala botak. Ia dengan sigap menepuk kepalanya dan berkata: "Hallo, Pak Joko!"
Si kepala botak membalikkan muka dan dengan heran menanyanya: "Kamu siapa? Kamu salah mengenal orang, aku bukan Joko."
Sesudah berkata "Sorry, Pak" orang ini berjalan balik ke tempat duduk asalnya untuk menerima uang taruhan Rp. 130 ribu dari sahabatnya tadi. Tak lama kemudian, orang ini menanya sahabatnya lagi: "Apakah kamu berani bertaruh satu kali lagi? Aku pasti masih punya kesempatan menepuk kepalanya sekali lagi." Sahabatnya itu tidak percaya: "Ya, Rp. 130 ribu lagi, oke?"
Orang ini sekali lagi berjalan menuju belakang si kepala botak, lalu dengan sigap menepuk kepalanya satu kali lagi sambil berkata: "Ah, Pak Joko, aku kenal diri Bapak kok, masa Bapak tak ingat akan diriku?"
"Tadi sudah kujelaskan, kamu salah mengenal orang. Aku benar-benar tak pernah mengenal dirimu. Silahkan pergi!" kata si kepala botak dengan tak sabar. Sesudah berbasa-basi meminta maaf, orang ini segera meninggalkannya.
Karena ketenangan hatinya diganggu dan tiada jalan lain, si kepala botak berusaha menukar tempat duduknya di sebelah sono. Tetapi tak berapa lama kemudian, orang ini segera menemukan tempat duduknya yang baru itu.
Orang ini kemudian berkata kepada sahabatnya: "Jika kita bertaruh sekali lagi, bagaimana? Aku pasti bisa menepuk kepalanya satu kali lagi, kamu percaya ngga?"
Sesudah diiyakan, orang ini melangkah menuju ke arah si kepala botak, ia sambil dengan sigap menepuk kepalanya dari belakang sambil berkata: "Aduh Pak Joko, aku ini sungguh alpa, coba Bapak terkah apa yang telah terjadi, di sana aku telah salah orang, menganggap si kepala botak yang duduk di depanku itu sebagai dirimu, padahal kamu ada di sini, hehehe..."