Meminjam Tabungan Anak
Ada sepasang suami isteri yang sehari-harinya suka hidup boros. Biasanya begitu sampai akhir bulan, uang gaji mereka boleh dikata sudah hampir ludes dibelanjakan.
Hari itu si isteri membutuhkan uang, sesudah berpikir sejenak ia berketetapan hati akan memakai dulu uang dalam celengan anaknya. Tetapi saat ia dengan diam-diam membuka celengan anaknya itu, di dalam celengan ternyata sudah tak ada uang sepeser pun, ia hanya menemukan selembar katebelece yang isinya sebagai berikut:
"Anakku yang tercinta, untuk sementara aku utang 100 ribu rupiah dulu di 'bankmu' ini, lain bulan kubayar berikut 'bunganya' sekaligus. Ayah (paraf)."
Hari itu si isteri membutuhkan uang, sesudah berpikir sejenak ia berketetapan hati akan memakai dulu uang dalam celengan anaknya. Tetapi saat ia dengan diam-diam membuka celengan anaknya itu, di dalam celengan ternyata sudah tak ada uang sepeser pun, ia hanya menemukan selembar katebelece yang isinya sebagai berikut:
"Anakku yang tercinta, untuk sementara aku utang 100 ribu rupiah dulu di 'bankmu' ini, lain bulan kubayar berikut 'bunganya' sekaligus. Ayah (paraf)."