Membeli Semangka Belum Matang
Seorang penjaja buah di tepi jalan telah menjual sebuah semangka kepada seorang konsumen wanita setengah baya yang baru saja lepas kerja. Sambil menepuk-nepuk dada, penjaja buah itu mengumbar janji, mengatakan semangka itu ditanggung masak dan manis.
Saat wanita itu hendak pulang dengan mengendarai sepeda, dengan tak disengaja tiba-tiba sepedanya tergelincir, akhirnya semangka yang diletakkan di boncengan belakang sepedanya itu jatuh ke lantai dan pecah. Wanita itu dengan terkejut melihat semangka tersebut ternyata berwarna merah muda, menunjukkan bahwa ia sama sekali masih belum masak.
Maka itu dengan menatang semangka tersebut di telapak tangannya, ia kembali lagi ke tempat jualan si penjaja semangka yang letaknya tak berapa jauh. Ia berkeluh-kesah akan mengembalikan semangka yang baru dibelinya itu.
Tetapi si penjaja buah semangka dengan ngotot berargumentasi: "Mbak, coba Mbak pikir sendiri, orang saja bila jatuh dari atas sepeda mukanya bisa berubah menjadi pucat pasi karena terkejut, apa lagi buah semangka!"
Saat wanita itu hendak pulang dengan mengendarai sepeda, dengan tak disengaja tiba-tiba sepedanya tergelincir, akhirnya semangka yang diletakkan di boncengan belakang sepedanya itu jatuh ke lantai dan pecah. Wanita itu dengan terkejut melihat semangka tersebut ternyata berwarna merah muda, menunjukkan bahwa ia sama sekali masih belum masak.
Maka itu dengan menatang semangka tersebut di telapak tangannya, ia kembali lagi ke tempat jualan si penjaja semangka yang letaknya tak berapa jauh. Ia berkeluh-kesah akan mengembalikan semangka yang baru dibelinya itu.
Tetapi si penjaja buah semangka dengan ngotot berargumentasi: "Mbak, coba Mbak pikir sendiri, orang saja bila jatuh dari atas sepeda mukanya bisa berubah menjadi pucat pasi karena terkejut, apa lagi buah semangka!"