Ditabrak Sepeda Balap
Malam hari itu kurang lebih pukul 8 aku pergi mengambil kue tar ultah pesananku kemarin di sebuah gerai roti. Baru saja aku keluar dari pintu gerai itu, tiba-tiba aku mendengar ada orang berteriak-teriak: "Hai! Cepat-cepatlah nyingkir! Ayo, cepat nyingkir, cepat!"
Saat aku hendak melihat apa gerangan yang telah terjadi, yaitu pada detik berikutnya, tiba-tiba terasa ada suatu kekuatan dari luar dengan dahsyatnya mendorong dan menerjang awakku sehingga diriku sempoyongan! Kemudian terdengar suara "bum" dengan kerasnya yang diikuti jeritan panjang. Ternyata ada seorang anak muda yang sedang mengendarai sepeda balap remnya rusak.
Kue tar yang tadinya kutenteng, tak usah dibilang lagi, terserak-serak tak keruan di lantai. Anak muda itu dengan berjalan tertimpang-timpang datang ke arahku untuk menyatakan penyesalannya, kemudian ia berkata:
"Hari ini masih termasuk beruntung lho aku tak mengendarai mobil, kalau tidak, akibatnya tentu lebih fatal lagi, nasibmu mungkin akan sama dengan nasib kue tar itu!"
Aku seketika merasa sangat terharu dan tanpa disadari melompat beberapa kata dari mulutku: "Makasih Anda tak mengendarai mobil!"
Saat aku hendak melihat apa gerangan yang telah terjadi, yaitu pada detik berikutnya, tiba-tiba terasa ada suatu kekuatan dari luar dengan dahsyatnya mendorong dan menerjang awakku sehingga diriku sempoyongan! Kemudian terdengar suara "bum" dengan kerasnya yang diikuti jeritan panjang. Ternyata ada seorang anak muda yang sedang mengendarai sepeda balap remnya rusak.
Kue tar yang tadinya kutenteng, tak usah dibilang lagi, terserak-serak tak keruan di lantai. Anak muda itu dengan berjalan tertimpang-timpang datang ke arahku untuk menyatakan penyesalannya, kemudian ia berkata:
"Hari ini masih termasuk beruntung lho aku tak mengendarai mobil, kalau tidak, akibatnya tentu lebih fatal lagi, nasibmu mungkin akan sama dengan nasib kue tar itu!"
Aku seketika merasa sangat terharu dan tanpa disadari melompat beberapa kata dari mulutku: "Makasih Anda tak mengendarai mobil!"