Diminta Mencicipi Pangsit di Mal
Oleh isteri tercinta aku disuruh ke mal untuk membeli pangsit yang dibekukan secara cepat dalam kemasan.
Seorang wanita muda tenaga marketing di mal itu dengan sangat antusias menegur diriku, bahkan mengajak dan menarik-narik tanganku supaya mengikuti dirinya ke tempatnya berjualan. "Ayo, mari nyoba, Pak. Silahkan mencicipi dengan cuma-cuma!"
Seketika aku merasa sangat segan dan juga merasa kurang sopan bila ajakannya yang ramah tamah itu kutolak begitu saja, maka aku dengan senang hati mencicipi beberapa pangsit yang disuguhkannya kepadaku tersebut. Saat aku dengan asyik mengunyahnya, kedua mata tenaga marketing itu terus menatap diriku, lalu ia menanya dengan serius:
"Pangsit yang Bapak coba barusan sudah matang belum? Kalau sudah matang, akan segera kusauk!"
Seorang wanita muda tenaga marketing di mal itu dengan sangat antusias menegur diriku, bahkan mengajak dan menarik-narik tanganku supaya mengikuti dirinya ke tempatnya berjualan. "Ayo, mari nyoba, Pak. Silahkan mencicipi dengan cuma-cuma!"
Seketika aku merasa sangat segan dan juga merasa kurang sopan bila ajakannya yang ramah tamah itu kutolak begitu saja, maka aku dengan senang hati mencicipi beberapa pangsit yang disuguhkannya kepadaku tersebut. Saat aku dengan asyik mengunyahnya, kedua mata tenaga marketing itu terus menatap diriku, lalu ia menanya dengan serius:
"Pangsit yang Bapak coba barusan sudah matang belum? Kalau sudah matang, akan segera kusauk!"