Barang Sama dengan Orang
Seorang kakek sedang naik bus, para penumpang usia muda berebutan mempersilahkannya duduk di tempat duduknya.
Kakek itu melihat di sebelah depan ada sebuah tempat duduk kosong yang ditaruhi sebuah tas kecil di atasnya, maka tawaran anak-anak muda tersebut ditolaknya satu per satu, dan dengan sikap sopan santun ia minta seorang anak muda yang duduk di sebelah tempat duduk kosong itu mengangkat tasnya untuk dia duduk di situ.
Tapi sama sekali di luar dugaan, anak muda itu berkata dengan muka masam: "Tas ini sama dengan diriku, datang lebih dulu daripada dirimu, berdasarkan apa ia tak boleh duduk bersamaku di sini?"
Perkataannya ini segera mendapat cercaan para penumpang di sekitarnya.Seorang nenek dengan marahnya berkata: "Tempat duduk adalah tempat untuk diduduki oleh orang, bukan untuk ditaruhi barang. Kami bilang kamu sama dengan tas itu, jadi kamu ini barang ya, bukan orang?"
"Apa katamu? Aku barang, bukan orang?" gerutu anak muda itu.
Kakek itu melihat di sebelah depan ada sebuah tempat duduk kosong yang ditaruhi sebuah tas kecil di atasnya, maka tawaran anak-anak muda tersebut ditolaknya satu per satu, dan dengan sikap sopan santun ia minta seorang anak muda yang duduk di sebelah tempat duduk kosong itu mengangkat tasnya untuk dia duduk di situ.
Tapi sama sekali di luar dugaan, anak muda itu berkata dengan muka masam: "Tas ini sama dengan diriku, datang lebih dulu daripada dirimu, berdasarkan apa ia tak boleh duduk bersamaku di sini?"
Perkataannya ini segera mendapat cercaan para penumpang di sekitarnya.Seorang nenek dengan marahnya berkata: "Tempat duduk adalah tempat untuk diduduki oleh orang, bukan untuk ditaruhi barang. Kami bilang kamu sama dengan tas itu, jadi kamu ini barang ya, bukan orang?"
"Apa katamu? Aku barang, bukan orang?" gerutu anak muda itu.