Kisah Pengamen Jujur
Kisah ini terjadi sekitar 5 tahun silam (2007). Waktu itu saya sedang dalam perjalanan pulang dari Terminal Rajabasa (Lampung) menuju ke Ranau (Sumsel). Seperti biasa saya menggunakan jasa Bus antar kota untuk sampai ke rumah (Jarak tempuh sekitar 7 jam). Ketika di tengah perjalana saya tertidur pulas dan gak sadar ketika ada pengamen masuk dalam kendaraan yang saya tumpangi.
Setelah pengamen ini menyayikan beberapa lagu, tibalah para pengamen untuk menagih recehan uang kepada penumpang. Dan tibalah saatnya sang pengamen mendekat kepadaku. Dasar pengamen sono, udah tau lagi enak-enak tidur masih aja dibanguni. Beberapa kali si pengamen mencoba membangunkan, sampai saya kaget. Saya kira yang membangunkan itu adalah kondektur yang meminta ongkos. Dengan mata sayu, saya merogoh kantong dan mengeluarkan uang Rp. 50.000,- (ongkos waktu itu masih Rp.25.000) dan langsung saya kasih ke pengamen itu.
Mungkin si pengamen kaget dengan uang sebanyak itu, maka diapun berkata, "Saya pengamen mas..."
Akupun terkejut gak nyangka ni pengamen tampang serem gini masih jujur, hehe. Daripada kagak enak sama tuch pengamen akhirnya saya kasih dia uang Rp. 1000 (Daripada kagak ngasih...).
Dan dengan santainya diapun turun dari bus yang kami tumpangi. Dalam hati saya berpikir, untung juga ni pengamen jujur, kalo gak, saya gak bisa bayar ongkos mudik karena uang di kantong emang tinggal selembar 50 rb tadi dan seribuan yang saya kasih ke pengamen.
Setelah pengamen ini menyayikan beberapa lagu, tibalah para pengamen untuk menagih recehan uang kepada penumpang. Dan tibalah saatnya sang pengamen mendekat kepadaku. Dasar pengamen sono, udah tau lagi enak-enak tidur masih aja dibanguni. Beberapa kali si pengamen mencoba membangunkan, sampai saya kaget. Saya kira yang membangunkan itu adalah kondektur yang meminta ongkos. Dengan mata sayu, saya merogoh kantong dan mengeluarkan uang Rp. 50.000,- (ongkos waktu itu masih Rp.25.000) dan langsung saya kasih ke pengamen itu.
Mungkin si pengamen kaget dengan uang sebanyak itu, maka diapun berkata, "Saya pengamen mas..."
Akupun terkejut gak nyangka ni pengamen tampang serem gini masih jujur, hehe. Daripada kagak enak sama tuch pengamen akhirnya saya kasih dia uang Rp. 1000 (Daripada kagak ngasih...).
Dan dengan santainya diapun turun dari bus yang kami tumpangi. Dalam hati saya berpikir, untung juga ni pengamen jujur, kalo gak, saya gak bisa bayar ongkos mudik karena uang di kantong emang tinggal selembar 50 rb tadi dan seribuan yang saya kasih ke pengamen.