Anjing Hebat
Beberapa orang Pemburu tengah melepas lelah sambil masing-masing menyombongkan Anjing peliharaan mereka. Karena tahu ada seorang penduduk asli yang ikut mendengarkan, mereka semakin membesar-besarkan cerita.
Pemburu I : "Anjingku ini, sewaktu kusuruh ke toko membeli telur, ia tidak mau kalau telurnya tidak segar. Dia mempunyai hidung yang sungguh luar biasa!"
Pemburu II : "Itu sih belum apa-apa."
Pemburu II : "Anjingku ini, kalau kusuruh membeli rokok, pasti menolak jika rokok itu bukan favoritku. Tidak cuma itu, dia tidak akan merokok sampai tiba di rumah dan kutawari sebatang."
"Begini, Pak Tua," kata seorang yang lain sambil menoleh ke Pak Tua penduduk setempat, "Apakah Anda pernah mendengar Anjing yang sehebat peliharaan kami?"
Pemburu III : "Pernah, sekali-Anjing saudaraku."
Pemburu IV : "Kupikir dia sedikit lebih pandai."
Pemburu II : "Maksudnya?"
"Mmm," sambung Pak Tua, "Anjing itulah yang menjalankan toko tempat Anjing-anjing Anda berbelanja."
Pemburu I : "Anjingku ini, sewaktu kusuruh ke toko membeli telur, ia tidak mau kalau telurnya tidak segar. Dia mempunyai hidung yang sungguh luar biasa!"
Pemburu II : "Itu sih belum apa-apa."
Pemburu II : "Anjingku ini, kalau kusuruh membeli rokok, pasti menolak jika rokok itu bukan favoritku. Tidak cuma itu, dia tidak akan merokok sampai tiba di rumah dan kutawari sebatang."
"Begini, Pak Tua," kata seorang yang lain sambil menoleh ke Pak Tua penduduk setempat, "Apakah Anda pernah mendengar Anjing yang sehebat peliharaan kami?"
Pemburu III : "Pernah, sekali-Anjing saudaraku."
Pemburu IV : "Kupikir dia sedikit lebih pandai."
Pemburu II : "Maksudnya?"
"Mmm," sambung Pak Tua, "Anjing itulah yang menjalankan toko tempat Anjing-anjing Anda berbelanja."