Mengambil Tangga untuk Turun dari Pohon Kelapa
Suatu hari yang sangat terik, timbullah niat si Dolah untuk mengambil kelapa muda di belakang rumahnya buat memanjakan tenggorokannya yang sudah lama terasa kering. Sejenak dipandangnyalah batang kelapa itu.
"Wah, tinggi nian batang kelapa ini. Apa bisa aku memanjatnya, sementara aku bukanlah pandai sangat memanjat, tapi biar ku coba dahulu, tak dapat aku menahan lagi haus di tenggorokanku ini," gumamnya menahan haus.
Dengan bersusah payah sampai jugalah akhirnya dia ke puncak kelapa dan berhasil menjatuhkan sebuah kelapa muda ketanah.
Lalu ketika ia mau turun, betapa terkejutnya Dolah yang ternyata dia sedang berada pada ketinggian yang amat sangat.
"Waaaah..., matilah aku kali ini, bagaimana aku bisa turun. kelapa ini sangat tinggi sekali, gamang aku melihat ke bawah. Orang-orang saja seperti semut. Maaaak...! tolong aku maaaak...!" ratapnya penuh kebingungan.
Hari sudah semakin senja, sedangkan Dolah yang bertambah haus masih berada diatas pohon kelapa. Tak satupun yang mendengar jeritannya minta tolong saking tingginya. Tiba-tiba dalam kebingungannya itu ia teringat pada sesuatu.
"Oh iya, disamping rumahku kan ada tangga yang panjang, kenapa tak ku coba saja tangga itu untuk turun, bodoh nian aku ini," ujarnya diiringi senyum.
Maka cepat-cepatlah si Dolah turun mengambil tangga disamping rumahnya itu dan naik pohon lagi. Akhirnya dengan tangga yang diambilnya itu dan dengan menurunkan kakinya satu persatu yang sudah gemetar berjam-jam tadi, selamatlah dia turun dan tercapailah hajatnya menghilangkan dahaga. "Selamat juga aku akhirnya."
"Wah, tinggi nian batang kelapa ini. Apa bisa aku memanjatnya, sementara aku bukanlah pandai sangat memanjat, tapi biar ku coba dahulu, tak dapat aku menahan lagi haus di tenggorokanku ini," gumamnya menahan haus.
Dengan bersusah payah sampai jugalah akhirnya dia ke puncak kelapa dan berhasil menjatuhkan sebuah kelapa muda ketanah.
Lalu ketika ia mau turun, betapa terkejutnya Dolah yang ternyata dia sedang berada pada ketinggian yang amat sangat.
"Waaaah..., matilah aku kali ini, bagaimana aku bisa turun. kelapa ini sangat tinggi sekali, gamang aku melihat ke bawah. Orang-orang saja seperti semut. Maaaak...! tolong aku maaaak...!" ratapnya penuh kebingungan.
Hari sudah semakin senja, sedangkan Dolah yang bertambah haus masih berada diatas pohon kelapa. Tak satupun yang mendengar jeritannya minta tolong saking tingginya. Tiba-tiba dalam kebingungannya itu ia teringat pada sesuatu.
"Oh iya, disamping rumahku kan ada tangga yang panjang, kenapa tak ku coba saja tangga itu untuk turun, bodoh nian aku ini," ujarnya diiringi senyum.
Maka cepat-cepatlah si Dolah turun mengambil tangga disamping rumahnya itu dan naik pohon lagi. Akhirnya dengan tangga yang diambilnya itu dan dengan menurunkan kakinya satu persatu yang sudah gemetar berjam-jam tadi, selamatlah dia turun dan tercapailah hajatnya menghilangkan dahaga. "Selamat juga aku akhirnya."