Malu Dengan Bapak Sendiri
Sampailah perjalanan kaki Temin ke warung sebelah rumahnya, disana terdapat Susi penunggu warung yang sedang ngetop di kalangan para hidung belang.
"Sus,kebetulan nih,temani aku ya"
"Aku lagi ada tamu mas"
"Tamu? Dibayar berapa kamu?"
"100.000 mas,itupun masih dikasih 30.000 sisanya besok kalau gajian"
"Apa?? Maen sama kamu cuma 100.000 masih ngutang juga?" sambil mencincingkan lengan baju, temin merangsek ke kamar susi,ingin memberi pelajaran pada orang yang tak tau diuntung itu.
"Jangan mas, jangan masuk"
"Sudahlah,kamu diam aja,ini urusan laki-laki"
"Bukan itu mas,masalahnya..."
Mendengar larangan Susi, temin semakin beringas menghampiri sosok didalam kamar susi. Diluar kamar suasana sepi, tidak seperti yang diharapkan pengunjung warung, 2 menit kemudian Temin keluar dari kamar susi,dengan wajah merah padam.
"Sus kenapa gak bilang tadi" tanya temin sambil ngeloyor.
"Aku kan tadi nglarang mas masuk ke kamar, mau aku jelasin kalau yang ngutang BAPAKmu, tapi mas maen masuk aja."
"Sus,kebetulan nih,temani aku ya"
"Aku lagi ada tamu mas"
"Tamu? Dibayar berapa kamu?"
"100.000 mas,itupun masih dikasih 30.000 sisanya besok kalau gajian"
"Apa?? Maen sama kamu cuma 100.000 masih ngutang juga?" sambil mencincingkan lengan baju, temin merangsek ke kamar susi,ingin memberi pelajaran pada orang yang tak tau diuntung itu.
"Jangan mas, jangan masuk"
"Sudahlah,kamu diam aja,ini urusan laki-laki"
"Bukan itu mas,masalahnya..."
Mendengar larangan Susi, temin semakin beringas menghampiri sosok didalam kamar susi. Diluar kamar suasana sepi, tidak seperti yang diharapkan pengunjung warung, 2 menit kemudian Temin keluar dari kamar susi,dengan wajah merah padam.
"Sus kenapa gak bilang tadi" tanya temin sambil ngeloyor.
"Aku kan tadi nglarang mas masuk ke kamar, mau aku jelasin kalau yang ngutang BAPAKmu, tapi mas maen masuk aja."