Kemenangan Saat Bermain Togel
Tamat Murtajab, adalah sebuah nama yang sudah dikenal oleh seluruh warga di desa Sukamulya, karena ia adalah seorang pedagang rangin (kue pancong)yang setiap hari berkeliling kampung untuk menjajakan dagangnnya.
Walau dia rajin sholat tapi dia rajin juga mengunjungi pos-pos togel/bandar togel. hampir separuh hasil jualan rangin digunakan untuk pasang togel. sudah satu tahun ia pasang togel, tapi tak pernah dapat.ia gak putus asa.
Hari jumat kliwon adalah hari yang dipercaya oleh orang jawa sebagai hari baik. kebetulan juga tadi malam Tamat Murtajab ini bermimpi. entah mimpi apa ia semalam. yang jelas ia pagi-pagi langsung mendatangi bandar togel, dan membeli nomer empat buntut sekaligus.
Siang harinya dia teruskan jualan dengan keliling kampung. ketika melewati jembatan sungai trinjani yang aliran arusnya sangat deras dia berjumpa dengan kawannya.
Dia diberitahu kalau nomornya tembus. Tamat Murtajab tidak percaya dengan berita ini. dia baru percaya setelah diberi kupon milik dia. sepontan dia melonjak
kegirangan, dan saat itu juga ia membuang gerobaknya ke sungai trinjani,hanyutlah gerobak itu.
Kemudian bergegas pulang untuk ganti pakaian dan langsung berangkat menemui bandar untuk mengambil uang hasil pasang togel.
Setelah sampai di depan bandar, dia ditanya oleh bandar, "Betul kamu yang menang".
Dia jawab "Betul pak"
Bandar tanya lagi "Coba berapa nomor yang kamu pasang".
Dengan lancar Tamat Murtajab menjawab, " Tiga lapan kosong satu"
"Bagus" kata bandar. "Kamu berhak mendapatkan uang sebesar Rp67 juta."
"Wuahaha...ha....jadi kaya aku, aku gak akan jualan rangin lagi "ha...ha...ha... selamat tinggal rangin, selamat tinggal rangin, selamat tinggal masa susah" Tamat Murtajab kegirangan.
Lalu bandar mengeluarkan uang dari kopernya, dan bertanya lagi "Ini uang akan jadi milik kamu semuanya, jika kamu menunjukan kupon atas togel yang kamu
pasang, mana kuponnya?"
Tamat Murtajab meraba-raba seluruh saku yang dimilikinya. ternyata tidak ada kupon disaku. di ingat-ingat dimana dia menaruh kupon.
Betapa terkejutnya dia, dia ingat kalau kuponnya ditaruh di gerobak laci, gerobak yang sudah dibuangnya ke sungai trinjani.
Adduh Gusti, tammat riwayatku....
Walau dia rajin sholat tapi dia rajin juga mengunjungi pos-pos togel/bandar togel. hampir separuh hasil jualan rangin digunakan untuk pasang togel. sudah satu tahun ia pasang togel, tapi tak pernah dapat.ia gak putus asa.
Hari jumat kliwon adalah hari yang dipercaya oleh orang jawa sebagai hari baik. kebetulan juga tadi malam Tamat Murtajab ini bermimpi. entah mimpi apa ia semalam. yang jelas ia pagi-pagi langsung mendatangi bandar togel, dan membeli nomer empat buntut sekaligus.
Siang harinya dia teruskan jualan dengan keliling kampung. ketika melewati jembatan sungai trinjani yang aliran arusnya sangat deras dia berjumpa dengan kawannya.
Dia diberitahu kalau nomornya tembus. Tamat Murtajab tidak percaya dengan berita ini. dia baru percaya setelah diberi kupon milik dia. sepontan dia melonjak
kegirangan, dan saat itu juga ia membuang gerobaknya ke sungai trinjani,hanyutlah gerobak itu.
Kemudian bergegas pulang untuk ganti pakaian dan langsung berangkat menemui bandar untuk mengambil uang hasil pasang togel.
Setelah sampai di depan bandar, dia ditanya oleh bandar, "Betul kamu yang menang".
Dia jawab "Betul pak"
Bandar tanya lagi "Coba berapa nomor yang kamu pasang".
Dengan lancar Tamat Murtajab menjawab, " Tiga lapan kosong satu"
"Bagus" kata bandar. "Kamu berhak mendapatkan uang sebesar Rp67 juta."
"Wuahaha...ha....jadi kaya aku, aku gak akan jualan rangin lagi "ha...ha...ha... selamat tinggal rangin, selamat tinggal rangin, selamat tinggal masa susah" Tamat Murtajab kegirangan.
Lalu bandar mengeluarkan uang dari kopernya, dan bertanya lagi "Ini uang akan jadi milik kamu semuanya, jika kamu menunjukan kupon atas togel yang kamu
pasang, mana kuponnya?"
Tamat Murtajab meraba-raba seluruh saku yang dimilikinya. ternyata tidak ada kupon disaku. di ingat-ingat dimana dia menaruh kupon.
Betapa terkejutnya dia, dia ingat kalau kuponnya ditaruh di gerobak laci, gerobak yang sudah dibuangnya ke sungai trinjani.
Adduh Gusti, tammat riwayatku....