Akibat Melakukan Cara Baru
Seorang pustakawan baru memutuskan untuk membuat cara baru dalam mengatur buku-buku yang dipinjam anak-anak. Dia tidak lagi menulis nama peminjam buku dalam kartu peminjaman.
Dia akan menyuruh anak-anak yang meminjam buku itu untuk menulis sendiri nama mereka dalam kartu peminjaman tersebut. Lalu dia akan mengatakan kepada anak-anak itu bahwa mereka sudah menandatangani sebuah "kontrak" untuk mengembalikan buku-buku itu tepat waktu.
Anak pertama yang meminjam buku adalah anak dari kelas dua. Anak itu meminjam empat buku, lalu seperti biasanya, ia menyerahkan buku-buku itu kepada pustakawan baru itu, sambil menyebutkan namanya.
Pustakawan itu dengan sopan mengembalikan kartu peminjaman kepada anak itu dan menyuruhnya agar mengisinya sendiri.
Sambil mendengus keras, anak itu menuliskan namanya dengan teliti di tiap kartu peminjaman. Dengan wajah masam, dia segera menyerahkannya kepada pustakawan itu.
Sebelum pustakawan itu memulai penjelasannya, anak kecil itu berkata, "Setidaknya pustakawan yang dulu bisa menulis!"
Dia akan menyuruh anak-anak yang meminjam buku itu untuk menulis sendiri nama mereka dalam kartu peminjaman tersebut. Lalu dia akan mengatakan kepada anak-anak itu bahwa mereka sudah menandatangani sebuah "kontrak" untuk mengembalikan buku-buku itu tepat waktu.
Anak pertama yang meminjam buku adalah anak dari kelas dua. Anak itu meminjam empat buku, lalu seperti biasanya, ia menyerahkan buku-buku itu kepada pustakawan baru itu, sambil menyebutkan namanya.
Pustakawan itu dengan sopan mengembalikan kartu peminjaman kepada anak itu dan menyuruhnya agar mengisinya sendiri.
Sambil mendengus keras, anak itu menuliskan namanya dengan teliti di tiap kartu peminjaman. Dengan wajah masam, dia segera menyerahkannya kepada pustakawan itu.
Sebelum pustakawan itu memulai penjelasannya, anak kecil itu berkata, "Setidaknya pustakawan yang dulu bisa menulis!"