Kehilangan Keranjang Dorong
Seorang anak kecil menangis berteriak-teriak sambil berlari-lari berkeliling di antara rak-rak pasar swalayan.
"Uuuuuu....uuuu....uuuu....mana keranjang dorong saya? Mana keranjang dorong saya?" jeritnya.
Kepala Pramuniaga datang menghampirinya dengan senyum yang ramah.
"Apa isi keranjangmu, Dik?" tanya Kepala Pramuniaga itu.
"Kosong, Tante. Nggak ada isi apa-apa..."
"Oh, kalau kosong, ambil saja keranjang lain yang kamu suka untuk gantinya." kata Kepala Pramuniaga.
"Tidak mau, Tante. Harus keranjang dorong yang tadi."
"Keranjang itu sama saja, Dik. Lihatlah keranjang ini. Apa bedanya dengan keranjangmu yang hilang itu? Pakailah ini...." bujuk Kepala Pramuniaga itu.
"Tidak sama, Tante. Keranjang tadi didorong Ibu saya. Kalau keranjang itu ketemu, pasti saya bisa ketemu Ibu saya."
"Uuuuuu....uuuu....uuuu....mana keranjang dorong saya? Mana keranjang dorong saya?" jeritnya.
Kepala Pramuniaga datang menghampirinya dengan senyum yang ramah.
"Apa isi keranjangmu, Dik?" tanya Kepala Pramuniaga itu.
"Kosong, Tante. Nggak ada isi apa-apa..."
"Oh, kalau kosong, ambil saja keranjang lain yang kamu suka untuk gantinya." kata Kepala Pramuniaga.
"Tidak mau, Tante. Harus keranjang dorong yang tadi."
"Keranjang itu sama saja, Dik. Lihatlah keranjang ini. Apa bedanya dengan keranjangmu yang hilang itu? Pakailah ini...." bujuk Kepala Pramuniaga itu.
"Tidak sama, Tante. Keranjang tadi didorong Ibu saya. Kalau keranjang itu ketemu, pasti saya bisa ketemu Ibu saya."