Selalu Merepotkan
Yuni seorang pra remaja kelas 1 SMP sering mendengar doa syafaat ayahnya. Untuk kesekian kalinya ia mendengar doa ayahnya seperti ini:
"Tuhan kasihanilah ibu tua di sebelah rumah kami yang kini sedang mengalami penderitaan hidup. Menantunya sudah di-PHK, anaknya sakit keras, dan sementara itu sewa rumahnya akan habis bulan depan. Buka jalan baginya Tuhan sehingga ia dapat melihat kuasa-Mu yang besar, amin!"
Suatu hari Yuni memberanikan diri untuk mengemukakan pendapatnya, "Pa, Yuni punya pekerjaan sekolah nih...! katanya.
"Kenapa memangnya?" Papanya menjawab sambil memandangnya curiga.
"Yuni mohon pada Papa, tolong kerjakan PR Matematika halaman 23-30, PR Geografi membuat peta Indonesia. Oh ya, satu lagi, prakarya membuat keranjang dari sapu lidi yang seperti..."
"Apa-apaan, Yuni! Itu semua kan pekerjaanmu, kamu yang harus kerjakan, jangan ngrepotin Papa dong! Semuanya khan sudah Papa sediakan, kamu tinggal mengerjakannya saja!" sahut Papanya dengan suara tinggi.
"Kaya doa Papa buat ibu sebelah rumah dong..." balas Yuni.
"Maksud kamu...?" Papanya mulai bingung.
"Iya...seperti Papa juga "ngerepotin" Tuhan, khan Papa juga bisa melakukannya. Papa cuma datang ke rumah sebelah dan berikan sebagian berkat yang Papa terima dari Tuhan pada ibu itu, ... terjawab deh doanya.
Papa khan bisa doain hal yang lain lagi..." jawab Yuni yang kemudian langsung lari ke kamarnya.
"Tuhan kasihanilah ibu tua di sebelah rumah kami yang kini sedang mengalami penderitaan hidup. Menantunya sudah di-PHK, anaknya sakit keras, dan sementara itu sewa rumahnya akan habis bulan depan. Buka jalan baginya Tuhan sehingga ia dapat melihat kuasa-Mu yang besar, amin!"
Suatu hari Yuni memberanikan diri untuk mengemukakan pendapatnya, "Pa, Yuni punya pekerjaan sekolah nih...! katanya.
"Kenapa memangnya?" Papanya menjawab sambil memandangnya curiga.
"Yuni mohon pada Papa, tolong kerjakan PR Matematika halaman 23-30, PR Geografi membuat peta Indonesia. Oh ya, satu lagi, prakarya membuat keranjang dari sapu lidi yang seperti..."
"Apa-apaan, Yuni! Itu semua kan pekerjaanmu, kamu yang harus kerjakan, jangan ngrepotin Papa dong! Semuanya khan sudah Papa sediakan, kamu tinggal mengerjakannya saja!" sahut Papanya dengan suara tinggi.
"Kaya doa Papa buat ibu sebelah rumah dong..." balas Yuni.
"Maksud kamu...?" Papanya mulai bingung.
"Iya...seperti Papa juga "ngerepotin" Tuhan, khan Papa juga bisa melakukannya. Papa cuma datang ke rumah sebelah dan berikan sebagian berkat yang Papa terima dari Tuhan pada ibu itu, ... terjawab deh doanya.
Papa khan bisa doain hal yang lain lagi..." jawab Yuni yang kemudian langsung lari ke kamarnya.