Memeriksakan Ke Dokter Kelamin
Ada seorang pasien pria berusia sekitar 30-an yang tampak gelisah dan mondar-mandir di depan Praktek dokter kelamin. Entah karena sudah tidak tahan dengan sakitnya atau karena sudah tidak sabar menunggu giliran dipanggil. Akhirnya setelah beberapa saat, tibalah namanya dipanggil untuk diperiksa.
Dokter : "Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?"
Pasien : "Iya, dok. tapi sebelumnaya boleh saya buka celana saya sekarang, Dok? Saya sudah tidak tahan sama sakitnya..."
Dokter : "Oh, Silahkan."
Pasien : "Baik, tapi dokter janji gak ketawa ya, Dok..??"
Dokter : (Heran)"Baik... saya janji tidak akan tertawa."
Lalu Pasien tersebut membuka celananya. Ternyata "Anunya" pasien tersebut sangat kecil hanya sebesar jempol. Si dokter yang melihatnya kontan tertawa terpingkal-pingkal karena geli.
Pasien : (Cemberut) "Dokter tadi kan sudah janji tidak akan tertawa..."
Dokter : "Oh.. maaf.. (dengan susah payah menahan tawa) Baiklah, jadi apa keluhan Saudara?"
Pasien : "Anu, Dok... milik saya ini sudah tiga hari ini bengkak..."
Dokter akhirnya tidak kuat menahan tawanya lagi...
Dokter : "Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?"
Pasien : "Iya, dok. tapi sebelumnaya boleh saya buka celana saya sekarang, Dok? Saya sudah tidak tahan sama sakitnya..."
Dokter : "Oh, Silahkan."
Pasien : "Baik, tapi dokter janji gak ketawa ya, Dok..??"
Dokter : (Heran)"Baik... saya janji tidak akan tertawa."
Lalu Pasien tersebut membuka celananya. Ternyata "Anunya" pasien tersebut sangat kecil hanya sebesar jempol. Si dokter yang melihatnya kontan tertawa terpingkal-pingkal karena geli.
Pasien : (Cemberut) "Dokter tadi kan sudah janji tidak akan tertawa..."
Dokter : "Oh.. maaf.. (dengan susah payah menahan tawa) Baiklah, jadi apa keluhan Saudara?"
Pasien : "Anu, Dok... milik saya ini sudah tiga hari ini bengkak..."
Dokter akhirnya tidak kuat menahan tawanya lagi...