Pemakaman Terbaik
Dua saudara tumbuh bersama di gunung. Pada suatu saat, salah satunya merantau untuk cari peruntungan. Dan benar, setelah bekerja keras, ia akhirnya menjadi presiden sebuah perusahaan.
Suatu hari, ia mendapat telepon dari saudaranya yang berkata, "Ayah meninggal, dan pemakamannya hari Jumat."
Dia berkata, "Astaga, aku harus menghadiri sebuah pertemuan besar hari Kamis di Jepang. Aku tidak bisa datang, tapi aku ingin memberi Ayah pemakaman terbaik, uruslah dan kirim tagihannya kepadaku. Setidaknya itulah yang bisa kulakukan."
Akhirnya saudaranya melakukan seperti apa yang diminta, dan dalam beberapa minggu, saudara yang sukses menerima tagihan enam ribu dolar, dan ia membayarnya.
Bulan berikutnya, tagihan sejumlah seratus dolar datang lagi. Berpikir bahwa mungkin ada yang kelewatan, ia membayarnya. Bulan berikutnya, tagihan sejumlah seratus dolar datang lagi, dan ia pun membayarnya.
Saat tagihan seratus dolar datang lagi untuk ketiga kalinya, ia menelepon saudaranya untuk bertanya mengapa ia terus mendapatkan tagihan itu.
"Oh, ya," kata sang saudara, "begini, saat jasad ayah dibalut dengan pakaian kesukaannya yang dari sutra, ia tidak kelihatan bagus, dan karena kamu ingin memberikan yang terbaik, kami akhirnya menyewakannya sebuah tuksedo."
Suatu hari, ia mendapat telepon dari saudaranya yang berkata, "Ayah meninggal, dan pemakamannya hari Jumat."
Dia berkata, "Astaga, aku harus menghadiri sebuah pertemuan besar hari Kamis di Jepang. Aku tidak bisa datang, tapi aku ingin memberi Ayah pemakaman terbaik, uruslah dan kirim tagihannya kepadaku. Setidaknya itulah yang bisa kulakukan."
Akhirnya saudaranya melakukan seperti apa yang diminta, dan dalam beberapa minggu, saudara yang sukses menerima tagihan enam ribu dolar, dan ia membayarnya.
Bulan berikutnya, tagihan sejumlah seratus dolar datang lagi. Berpikir bahwa mungkin ada yang kelewatan, ia membayarnya. Bulan berikutnya, tagihan sejumlah seratus dolar datang lagi, dan ia pun membayarnya.
Saat tagihan seratus dolar datang lagi untuk ketiga kalinya, ia menelepon saudaranya untuk bertanya mengapa ia terus mendapatkan tagihan itu.
"Oh, ya," kata sang saudara, "begini, saat jasad ayah dibalut dengan pakaian kesukaannya yang dari sutra, ia tidak kelihatan bagus, dan karena kamu ingin memberikan yang terbaik, kami akhirnya menyewakannya sebuah tuksedo."