Yang Tidak Bekerja Tidak Boleh Makan
Seusai kebaktian Nyonya Martini pulang duluan, karena suaminya harus mengikuti rapat dulu di gereja. Nyonya Martini segera menggandeng anaknya keluar.
Begitu mereka sampai di pintu gerbang gereja, ada seorang pengemis tua sedang menadahkan tangannya.
Melihat pengemis itu, anak Nyonya Martini segera ingat kotbah pendeta tadi. Pendeta mengatakan, terlebih bahagia memberi, daripada menerima. Maka dengan spontan si anak menarik lengan ibunya.
"Ma, Mama. Pengemis itu dikasi uang, Ma. Kasihan!"
Tetapi Nyonya Martini menanggapinya dengan sinis.
"Ngga usah!" jawabnya. "Pak Pendeta tadi khan bilang, barangsiapa tidak bekerja, jangan makan."
"Ha!" si anak terbelalak. "Mama juga!" sahut si anak.
"Mama juga bagaimana ?"
"Kan Papa yang kerja, tapi Mama ikut makan, hayo!"
Begitu mereka sampai di pintu gerbang gereja, ada seorang pengemis tua sedang menadahkan tangannya.
Melihat pengemis itu, anak Nyonya Martini segera ingat kotbah pendeta tadi. Pendeta mengatakan, terlebih bahagia memberi, daripada menerima. Maka dengan spontan si anak menarik lengan ibunya.
"Ma, Mama. Pengemis itu dikasi uang, Ma. Kasihan!"
Tetapi Nyonya Martini menanggapinya dengan sinis.
"Ngga usah!" jawabnya. "Pak Pendeta tadi khan bilang, barangsiapa tidak bekerja, jangan makan."
"Ha!" si anak terbelalak. "Mama juga!" sahut si anak.
"Mama juga bagaimana ?"
"Kan Papa yang kerja, tapi Mama ikut makan, hayo!"