Petani Coklat Membeli Ponsel Baru
Ada seorang petani coklat dari kampung ke kota Makassar dengan membawa banyak sekali uang hasil penjualan coklat. Mereka bermaksud membelanjakan uang yang berlimpah itu.
Datanglah mereka ke sebuah gerai handphone terbesar di kota itu.
âoeSaya hendak membeli hape type yang paling baruâ kata petani itu.
âoeOh silahkan Pak, apakah Bapak sudah ada SIM cardnya?â sambut pegawai toko dengan ramah.
âoeOh perlu SIM juga ya?â tanya petani itu sembil mencabut dompet, mengeluarkan SIM mengemudinya.
âoeOh, bukan sim mengemudi Pak, tapi nomor dari operatornya ⦠kalau begitu apa sekalian SIM card pra bayarnya Pak?â
âoeOh ya, kalau begitu sekalian SIM card-nya.â jawab petani itu kalem.
âoeTapi Pak, maaf, Bapak tinggal di daerah mana?â
âoeSaya? di Sungai Ujung, Kabupaten Kaki Bukit.â
âoeWah, di sana nggak ada sinyal Pak.â
âoeOh ya? kalau begitu tolong dik, dilengkapi dengan sinyal sekalian.â
Datanglah mereka ke sebuah gerai handphone terbesar di kota itu.
âoeSaya hendak membeli hape type yang paling baruâ kata petani itu.
âoeOh silahkan Pak, apakah Bapak sudah ada SIM cardnya?â sambut pegawai toko dengan ramah.
âoeOh perlu SIM juga ya?â tanya petani itu sembil mencabut dompet, mengeluarkan SIM mengemudinya.
âoeOh, bukan sim mengemudi Pak, tapi nomor dari operatornya ⦠kalau begitu apa sekalian SIM card pra bayarnya Pak?â
âoeOh ya, kalau begitu sekalian SIM card-nya.â jawab petani itu kalem.
âoeTapi Pak, maaf, Bapak tinggal di daerah mana?â
âoeSaya? di Sungai Ujung, Kabupaten Kaki Bukit.â
âoeWah, di sana nggak ada sinyal Pak.â
âoeOh ya? kalau begitu tolong dik, dilengkapi dengan sinyal sekalian.â