Belajar Berhitung Selalu Kelebihan Satu
Untuk melatih pelajaran matematika kepada anak didiknya, Pak Hamid, guru wali kelas dua SD, selalu memberikan pertanyaan matematika sebelum jam pulang. Peraturannya bagi yang bisa menjawab dengan benar baru diperbolehkan pulang.
Pak Hamid : "Coba sapa yang bisa jawab 9 + 8 sama dengan berapa ?"
Santi : "Tujuh Belas pak"
Pak Hamid : "Iya, santi kamu boleh pulang.."
Pak Hamid : "Sekarang 8 + 4 berapa ?"
Bowo : "dua belas Pak Guruuuu....."
Pak Hamid : "Iya, Bowo kamu boleh pulang.."
Pak Hamid : "Sekarang 7 + 7 berapa ?"
Hasan : "Empat belas Pak Guruuuu....."
Pak Hamid : "Iya, Hasan kamu boleh pulang.."
Pertanyaan terus diajukan dan hampir semua murid bisa menjawab. Sekarang tinggal Bondan sendirian, Pak Hamid maklum kalo Bondan ini salah seorang murid yang nakal dan agak tertinggal pelajaran dibanding teman-temannya. Karena kasihan Pak Hamid memberikan pertanyaan yang mudah, hitungannya dibawah sepuluh sehingga bisa dihitung dengan jari.
Pak Hamid : "Bondan, sekarang tinggal kamu... coba sekarang 5+5 berapa?
Bondan tidak langsung menjawab, mulutnya komat-kamit, kedua tangannya dimasukkan kedalam kantong celananya untuk menghitung dengan jarinya. Setelah selesai komat-kamit Bondan menjawab dengan percaya diri ...
Bondan : "Gampang Pak, Sebelassss....!!!"
Pak Hamid : "Salah Bondan... Coba sekarang yang mudah, 4+4 berapa ... "
Bondan kembali komat kamit dengan kedua tangan dalam kantong celana.
Bondan : "Sembilan Pak....."
Pak Hamid : "Salah lagi Daan... Coba sekarang yang lebih mudah, 3+4 berapa ... "
Bondan : "Delapan Pak....."
Pak Hamid : "Adduuuh Bondan kamu harus sering belajar... lagi ya"
"Coba kemari Bapak ingin tahu cara kamu menghitung ..."
Kemudian Bondan mempraktekkan caranya menghitung... Kedua tangan dimasukkan kedalam kantong celananya... Pak Hamid mulai curiga dengan cara menghitungnya, karena selalu selisih satu... Setelah diperiksa... "Coba Bapak lihat celana kamu ..."
Setelah diperiksa oleh pak Hamid. Ternyata kedua kantong celana Bondan sudah bolong. Jadi hitungan dengan jarinya selalu kelebihan satu ...
Pak Hamid : "Coba sapa yang bisa jawab 9 + 8 sama dengan berapa ?"
Santi : "Tujuh Belas pak"
Pak Hamid : "Iya, santi kamu boleh pulang.."
Pak Hamid : "Sekarang 8 + 4 berapa ?"
Bowo : "dua belas Pak Guruuuu....."
Pak Hamid : "Iya, Bowo kamu boleh pulang.."
Pak Hamid : "Sekarang 7 + 7 berapa ?"
Hasan : "Empat belas Pak Guruuuu....."
Pak Hamid : "Iya, Hasan kamu boleh pulang.."
Pertanyaan terus diajukan dan hampir semua murid bisa menjawab. Sekarang tinggal Bondan sendirian, Pak Hamid maklum kalo Bondan ini salah seorang murid yang nakal dan agak tertinggal pelajaran dibanding teman-temannya. Karena kasihan Pak Hamid memberikan pertanyaan yang mudah, hitungannya dibawah sepuluh sehingga bisa dihitung dengan jari.
Pak Hamid : "Bondan, sekarang tinggal kamu... coba sekarang 5+5 berapa?
Bondan tidak langsung menjawab, mulutnya komat-kamit, kedua tangannya dimasukkan kedalam kantong celananya untuk menghitung dengan jarinya. Setelah selesai komat-kamit Bondan menjawab dengan percaya diri ...
Bondan : "Gampang Pak, Sebelassss....!!!"
Pak Hamid : "Salah Bondan... Coba sekarang yang mudah, 4+4 berapa ... "
Bondan kembali komat kamit dengan kedua tangan dalam kantong celana.
Bondan : "Sembilan Pak....."
Pak Hamid : "Salah lagi Daan... Coba sekarang yang lebih mudah, 3+4 berapa ... "
Bondan : "Delapan Pak....."
Pak Hamid : "Adduuuh Bondan kamu harus sering belajar... lagi ya"
"Coba kemari Bapak ingin tahu cara kamu menghitung ..."
Kemudian Bondan mempraktekkan caranya menghitung... Kedua tangan dimasukkan kedalam kantong celananya... Pak Hamid mulai curiga dengan cara menghitungnya, karena selalu selisih satu... Setelah diperiksa... "Coba Bapak lihat celana kamu ..."
Setelah diperiksa oleh pak Hamid. Ternyata kedua kantong celana Bondan sudah bolong. Jadi hitungan dengan jarinya selalu kelebihan satu ...