Menghabiskan kacang
Suatu ketika ada seorang pendeta yang sedang mengadakan kunjungan rutin ke jemaatnya. Kali ini dia berkunjung ke rumah seorang nenek yang sudah tua. Bapak pendeta ini melihat ada sebuah tempat makanan meja yang berisi kacang. "Apakah Anda tidak berkeberatan saya memakan kacang itu?", kata pak pendeta
"Oh, tidak apa-apa... makan saja," sahut si nenek.
Cerita punya cerita, tidak terasa satu jam berlalu. Kacang di tempat makanan itu sudah habis tak bersisa. Sambil sedikit malu pak pendeta ini berkata,
"Wah, maaf ya, saya tidak bermaksud untuk menghabiskannya, sebenarnya saya hanya ingin memakan sebagian saja," katanya.
Dengan santainya si nenek berkata, "Oh, tidak apa-apa, sejak saya kehilangan gigi-gigi saya, saya hanya bisa menghisap (baca: di-emut/menjilati) coklat yang ada di kacang-kacang itu"
"Oh, tidak apa-apa... makan saja," sahut si nenek.
Cerita punya cerita, tidak terasa satu jam berlalu. Kacang di tempat makanan itu sudah habis tak bersisa. Sambil sedikit malu pak pendeta ini berkata,
"Wah, maaf ya, saya tidak bermaksud untuk menghabiskannya, sebenarnya saya hanya ingin memakan sebagian saja," katanya.
Dengan santainya si nenek berkata, "Oh, tidak apa-apa, sejak saya kehilangan gigi-gigi saya, saya hanya bisa menghisap (baca: di-emut/menjilati) coklat yang ada di kacang-kacang itu"