Kasihan Si Kecil
Sutiton adalah pegawai perusahaan swasta di Jakarta, tapi keluarganya tinggal di Bandung. Untuk itu, dia terpaksa bolak-balik Jakarta -Bandung tiap minggu (Jumat sore ke bandung dan senin subuh ke Jakarta.
Biasanya dia pakai kereta api Parahyangan keberangkatan terakhir (malam). Singkat kata, hari Jumat itu Sutiton udah ada di kereta sambil nunggu keberangkatan, dia ngisep rokok. Biar anget, katanya dalam hati.
Ngak disangka-sangka, tak lama kemudian datang ibu-ibu muda usia 30-an sambil gendong anak. Dia cakep & seksi. Duduknya ternyata hadap-hadapan dengan Sutiton, pas baru duduk, tuh ibu langsung ngomong,
"Mas tolong rokoknya dimatiin...saya sih nggak apa-apa, tapi kasihan si kacil," katanya dengan datar.
Meski agak gondok Sutiton terpaksa matiin tuch rokok. Setelah kereta berjalan kira-kira 30 menit, si ibu tadi mengangkat sebelah kakinya ke atas jok (pegal kali) sehingga antara sengaja dan nggak Sutiton melihat CD warna merah muda, karena udah berkeluarga Sutiton bilang gini,
"Mbak TOLONG KAKINYA DITURUNIN..SAYA SIH NGGAK APA-APA CUMAN KASIHAN SI KECIL"
Biasanya dia pakai kereta api Parahyangan keberangkatan terakhir (malam). Singkat kata, hari Jumat itu Sutiton udah ada di kereta sambil nunggu keberangkatan, dia ngisep rokok. Biar anget, katanya dalam hati.
Ngak disangka-sangka, tak lama kemudian datang ibu-ibu muda usia 30-an sambil gendong anak. Dia cakep & seksi. Duduknya ternyata hadap-hadapan dengan Sutiton, pas baru duduk, tuh ibu langsung ngomong,
"Mas tolong rokoknya dimatiin...saya sih nggak apa-apa, tapi kasihan si kacil," katanya dengan datar.
Meski agak gondok Sutiton terpaksa matiin tuch rokok. Setelah kereta berjalan kira-kira 30 menit, si ibu tadi mengangkat sebelah kakinya ke atas jok (pegal kali) sehingga antara sengaja dan nggak Sutiton melihat CD warna merah muda, karena udah berkeluarga Sutiton bilang gini,
"Mbak TOLONG KAKINYA DITURUNIN..SAYA SIH NGGAK APA-APA CUMAN KASIHAN SI KECIL"