Menaksir Nenek-Nenek
Sore itu habis hujan lebat namun masih rintik-rintik.
Air kelihatan masih tergenang dimana-mana.
Dari pertigaan sebuah jalan, sekumpulan tukang ojek duduk di atas motornya sambil masih mengenakan mantel hujannya.
Tak berapa lama muncul tiga orang nenek yang baru turun dari sebuah angkutan pedesaan sambil mengangkat kain dan menjinjing sandalnya.
Salah satu tukang ojek itu ada yang nyelethuk :
"Heh... ada cewek tuh, lu samperin sana !"
Dengan malas tapi karena butuh uangnya mereka samperin juga tapi ditolak oleh nenek tersebut. Kawannya tukang ojek yang lain pada cekikikan ngledekin temannya itu ! Pikirnya, sial nih masak ama nenek-nenek saja gua ditampik !
Terus..., sambil terus cekikikan mereka ganti teriak teriak nggangguin ama si nenek.
Nah ! Rupanya si nenek itu balik muka ! Takut kena semprot, mereka langsung "mak clakep" pada diam semua...
Tahu enggak apa yang dikatakan si nenek waktu itu.
sambil cekikikan pula setelah mencabut tembakau di mulutnya dia bilang :
"PENGIN NAKSIR AMA KITA-KITA... !! ( WAJAR AJACH )"
Air kelihatan masih tergenang dimana-mana.
Dari pertigaan sebuah jalan, sekumpulan tukang ojek duduk di atas motornya sambil masih mengenakan mantel hujannya.
Tak berapa lama muncul tiga orang nenek yang baru turun dari sebuah angkutan pedesaan sambil mengangkat kain dan menjinjing sandalnya.
Salah satu tukang ojek itu ada yang nyelethuk :
"Heh... ada cewek tuh, lu samperin sana !"
Dengan malas tapi karena butuh uangnya mereka samperin juga tapi ditolak oleh nenek tersebut. Kawannya tukang ojek yang lain pada cekikikan ngledekin temannya itu ! Pikirnya, sial nih masak ama nenek-nenek saja gua ditampik !
Terus..., sambil terus cekikikan mereka ganti teriak teriak nggangguin ama si nenek.
Nah ! Rupanya si nenek itu balik muka ! Takut kena semprot, mereka langsung "mak clakep" pada diam semua...
Tahu enggak apa yang dikatakan si nenek waktu itu.
sambil cekikikan pula setelah mencabut tembakau di mulutnya dia bilang :
"PENGIN NAKSIR AMA KITA-KITA... !! ( WAJAR AJACH )"