Bupati Ditipu Kepala Desa
Awalnya ada program Bupati untuk pemberantasan buta huruf melalui program paket A di masing-masing desa. Bupati menyarankan program ini agar serius dilaksanakan oleh kepala desa, karena nanti akan ada penilaian. Semua desa serius kecuali seorang kepala desa yang sibuk dengan bisnisnya, pada saat Bupati ingin menguji program di desa tersebut, kepala desa sibuk-sibuk mengumpulkan 3 orang perwakilan yang akan dites baca oleh Bupati. Karena tak ada yang bisa akhirnya kepala desa mengajarkan agar apa saja yang ditulis bupati di papan dan disuruh baca, maka lihatlah gerakan tangan kepala desa dan disetujui anak buahnya.
Bupati datang dan langsung menguji peserta dengan mempersilahkan ketiga orang yang telah disiapkan kepala desa. Bupati menulsi kata "telinga" dan pesertanya menengok kepala sambil pak kepala memegang telinganya sebagai pertanda bahwa tulisan itu bunyinya telinga.
Dan ketika disuruh salah satunya membaca oleh bupati sponta dibaca secara pasah dengan menyebut telinga sambil memegang telinga. Bupti bilang luar biasa. Coba sekali lagu saya tulis kata "tangan" kata bupati.
Sementara bupati menulis peserta menengok kepala desa yang sedang menunjukkan tangannya sebagai isyarata bahw atulsian tersebut bunyinya tangan. Coba baca kata bupati sambil menunjuk seseorang dari ketiga perwakilan dan spontan dibaca tangan sambil menujukkan tangannya.
"Bagus", kata bupati. Tapi coba sekali lagi, saya tulis kata "kaos tangan", dan sambil itu peserta sibuk memperhatikan gerak kepala desa yang menggosok-gosokkan tangan kirinya oleh tangan kanan dari ujung jari sampai lengan berulang-ulang, kaarena tak ada sarung tangan dan peserta mengangguk tanda paham.
Oleh bupati, coba kamu yang baca, dan spontan dibaca "NGOCOK" sambil memperagakan sebagaimana diperagakan oleh kepala desa. akhirnya bupati memecat kepala desa.
Bupati datang dan langsung menguji peserta dengan mempersilahkan ketiga orang yang telah disiapkan kepala desa. Bupati menulsi kata "telinga" dan pesertanya menengok kepala sambil pak kepala memegang telinganya sebagai pertanda bahwa tulisan itu bunyinya telinga.
Dan ketika disuruh salah satunya membaca oleh bupati sponta dibaca secara pasah dengan menyebut telinga sambil memegang telinga. Bupti bilang luar biasa. Coba sekali lagu saya tulis kata "tangan" kata bupati.
Sementara bupati menulis peserta menengok kepala desa yang sedang menunjukkan tangannya sebagai isyarata bahw atulsian tersebut bunyinya tangan. Coba baca kata bupati sambil menunjuk seseorang dari ketiga perwakilan dan spontan dibaca tangan sambil menujukkan tangannya.
"Bagus", kata bupati. Tapi coba sekali lagi, saya tulis kata "kaos tangan", dan sambil itu peserta sibuk memperhatikan gerak kepala desa yang menggosok-gosokkan tangan kirinya oleh tangan kanan dari ujung jari sampai lengan berulang-ulang, kaarena tak ada sarung tangan dan peserta mengangguk tanda paham.
Oleh bupati, coba kamu yang baca, dan spontan dibaca "NGOCOK" sambil memperagakan sebagaimana diperagakan oleh kepala desa. akhirnya bupati memecat kepala desa.