Amrozy dan Ibunya
Alkisah...
Di dalam tahanan Polisi, Amrozi mendapat surat dari ibunya.
"Amrozi, sebentar lagi musim tanam jagung. Setelah kamu pergi, siapa yang akan membantu ibu mencangkul kebun di belakang rumah?"
Amrozi segera membalas,
"Ibu, jangan cangkul kebun di belakang rumah, sebab di situ tertanam bom yang saya sembunyikan."
Satu hari sebelum surat itu sampai ke tangan ibunda, datang satu kompi Polisi penjinak bom. Mereka menggali seluruh lahan di kebun belakang rumah. Rupanya surat Amrozi sudah disensor oleh Polisi sebelum sampai ke tangan sang ibunda.
Sore harinya, para Polisi pulang ke markas dengan tangan hampa, tanpa menemukan satu pun bom. Beberapa
hari kemudian si ibu mengirim surat.
"Amrozi, satu hari sebelum suratmu sampai, datang satu kompi Polisi menggeledah setiap jengkal tanah kebun kita. Apa yang harus ibu lakukan?"
Amrozi membalas,
"Ibu tak usah khawatir. Ibu justru harus berterima kasih kepada para Polisi itu karena mereka sudah membantu ibu mencangkul kebun di belakang rumah".
Di dalam tahanan Polisi, Amrozi mendapat surat dari ibunya.
"Amrozi, sebentar lagi musim tanam jagung. Setelah kamu pergi, siapa yang akan membantu ibu mencangkul kebun di belakang rumah?"
Amrozi segera membalas,
"Ibu, jangan cangkul kebun di belakang rumah, sebab di situ tertanam bom yang saya sembunyikan."
Satu hari sebelum surat itu sampai ke tangan ibunda, datang satu kompi Polisi penjinak bom. Mereka menggali seluruh lahan di kebun belakang rumah. Rupanya surat Amrozi sudah disensor oleh Polisi sebelum sampai ke tangan sang ibunda.
Sore harinya, para Polisi pulang ke markas dengan tangan hampa, tanpa menemukan satu pun bom. Beberapa
hari kemudian si ibu mengirim surat.
"Amrozi, satu hari sebelum suratmu sampai, datang satu kompi Polisi menggeledah setiap jengkal tanah kebun kita. Apa yang harus ibu lakukan?"
Amrozi membalas,
"Ibu tak usah khawatir. Ibu justru harus berterima kasih kepada para Polisi itu karena mereka sudah membantu ibu mencangkul kebun di belakang rumah".