Tidak ada duanya
Ada seorang pemudah aceh Suatu hari dia sedang berada dikomplek Lokalisasi di Medan namanya jalan gudang. Dengan gaya aceh dia berjalan dengan tak lupa memakai topi Teuku Umar dia masuk kedalam rumah bordir dan tawar menawar dan degan sedikit berat salah satu pelacur menerima tawaran walau terlalu murah terpaksa karena pada malam itu sang lelaki belang sedang sepi.
Mereka pun menyelesaikan apa yang ditransaksikan tadi denga sistim short-time setelah itu pemuda Aceh pulang. Setelah tiga bulan berlalu pemuda Aceh tadi berkumpul dengan pemuda dikampungnya bercerita ngalur ngidul dan suatu ketika sampailah cerita pada masalah barang. Yang satu mengatakan barang dari Aceh tak ada duanya mahal di pasaran (maksudnya gan...tahukan maksutnya). Dengan tak mau kala pemuda aceh yang pernah ke Medan tadi berkata,
"Siapa bilang barang sini tiada duanya, kalian tidak tau barang yang tiada duanya ada di Medan, aku sudah buktikan itu, biar kalian tahu barang medan sekali coba tiga bulan terasanya"
(ahhh... maksudnya sakitnya kena raja singa)
Mereka pun menyelesaikan apa yang ditransaksikan tadi denga sistim short-time setelah itu pemuda Aceh pulang. Setelah tiga bulan berlalu pemuda Aceh tadi berkumpul dengan pemuda dikampungnya bercerita ngalur ngidul dan suatu ketika sampailah cerita pada masalah barang. Yang satu mengatakan barang dari Aceh tak ada duanya mahal di pasaran (maksudnya gan...tahukan maksutnya). Dengan tak mau kala pemuda aceh yang pernah ke Medan tadi berkata,
"Siapa bilang barang sini tiada duanya, kalian tidak tau barang yang tiada duanya ada di Medan, aku sudah buktikan itu, biar kalian tahu barang medan sekali coba tiga bulan terasanya"
(ahhh... maksudnya sakitnya kena raja singa)