Delapan belas tiga puluh
Pada pemilihan putri Indonesia 2002 kemarin ada sebuah cerita yang tidak
terekspose. Cerita ini terjadi pada saat seleksi (wawancara) antara Juri dengan peserta dari DKI. Begini ceritanya... :
Juri : "..........Selanjutnya, tolong anda sebutkan tokoh idola anda ..."
Putri DKI : "Ehm... sebagai seorang yang nasionalis, saya mengidolakan orang Indonesia... dia adalah PANGERAN DIPONEGORO"
Begitu mantap dan meyakinkan kata-kata yang meluncur dari putri DKI ini. Juripun begitu terkesan dan kagum padanya, seorang gadis cantik dan muda seperti dia ternyata sangat nasionalis dan bangga dengan tokoh dalam negeri. Kemudian Juri melanjutkan pertanyaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan-ringan saja, tentunya seputar Pangeran Diponegoro.
"Kalau begitu, anda pasti tahu kapan Pangeran Diponegoro meninggal kan?"
Tapi, reaksi sang putri sangat mengagetkan Juri, dengan terbata-bata dan penuh rasa kaget dia bertanya, "APPAAA ??? MENINGGAAALLL ???... INNALILLAAHI ... " Tentu saja Juri ikut-ikutan kaget dan kecewa dengan reaksi putri DKI itu. Singkat cerita, tanya jawab itu selesai sudah. Tapi, tidak demikian dengan sang putri DKI... Kabar mengenai meninggalnya Pangeran Diponegoro sangat menyedihkan hatinya. Sampai di luar ruangan, dia bergegas menemui salah seorang peserta lainnya, dari Yogya. Tanpa menunda waktu, putri DKI mengkonfirmasi kebenaran berita meninggalnya sang idola, Pangeran Diponegoro...
"Mbak, maaf ya... apa benar sih Pangeran Diponegoro sudah meninggal???", begitu tanya putri DKI kepada putri Yogya. Tentu saja pertanyaan itu menggelikan bagi putri Yogya... tapi, bagaimanapun dijawabnya juga,
"Lho, kan sudah lama mbak... masa mbak nggak tahu sih ?"...
Putri DKI langsung memotong, "Ooo, sudah lama ya, kok saya belum pernah denger ya ? apan sih mbak ???"
Dengan menahan geli, putri Yogya menjawab, "Yaa... sekitar delapanbelas tigapuluh (1830) mbak... "
Kembali putri DKI memotong, "HAAHH... DELAPANBELAS TIGAPULUH ??? HABIS MAGHRIB DONG !!!"
terekspose. Cerita ini terjadi pada saat seleksi (wawancara) antara Juri dengan peserta dari DKI. Begini ceritanya... :
Juri : "..........Selanjutnya, tolong anda sebutkan tokoh idola anda ..."
Putri DKI : "Ehm... sebagai seorang yang nasionalis, saya mengidolakan orang Indonesia... dia adalah PANGERAN DIPONEGORO"
Begitu mantap dan meyakinkan kata-kata yang meluncur dari putri DKI ini. Juripun begitu terkesan dan kagum padanya, seorang gadis cantik dan muda seperti dia ternyata sangat nasionalis dan bangga dengan tokoh dalam negeri. Kemudian Juri melanjutkan pertanyaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ringan-ringan saja, tentunya seputar Pangeran Diponegoro.
"Kalau begitu, anda pasti tahu kapan Pangeran Diponegoro meninggal kan?"
Tapi, reaksi sang putri sangat mengagetkan Juri, dengan terbata-bata dan penuh rasa kaget dia bertanya, "APPAAA ??? MENINGGAAALLL ???... INNALILLAAHI ... " Tentu saja Juri ikut-ikutan kaget dan kecewa dengan reaksi putri DKI itu. Singkat cerita, tanya jawab itu selesai sudah. Tapi, tidak demikian dengan sang putri DKI... Kabar mengenai meninggalnya Pangeran Diponegoro sangat menyedihkan hatinya. Sampai di luar ruangan, dia bergegas menemui salah seorang peserta lainnya, dari Yogya. Tanpa menunda waktu, putri DKI mengkonfirmasi kebenaran berita meninggalnya sang idola, Pangeran Diponegoro...
"Mbak, maaf ya... apa benar sih Pangeran Diponegoro sudah meninggal???", begitu tanya putri DKI kepada putri Yogya. Tentu saja pertanyaan itu menggelikan bagi putri Yogya... tapi, bagaimanapun dijawabnya juga,
"Lho, kan sudah lama mbak... masa mbak nggak tahu sih ?"...
Putri DKI langsung memotong, "Ooo, sudah lama ya, kok saya belum pernah denger ya ? apan sih mbak ???"
Dengan menahan geli, putri Yogya menjawab, "Yaa... sekitar delapanbelas tigapuluh (1830) mbak... "
Kembali putri DKI memotong, "HAAHH... DELAPANBELAS TIGAPULUH ??? HABIS MAGHRIB DONG !!!"