Ibu-ibu tuli
Empat puluh ibu-ibu Dharma Wanita yang pernah memborong belanjaan di Bangkok dipimpin istri Meneer Van Dhanu tiba di ruang seleksi. Malaikat
yang bertugas segera menerima mereka.
"Ibu-ibu, siapa di antara kalian yang waktu di dunia suka berbelanja hingga berkoli-koli," tanya malaikat. Kecuali seorang, semuanya mengacung sambil
menekuk muka malu-malu. :
"OK, saya cuma mau tanya. Sekarang siapa di antara kalian yang tak pernah mempercayai suaminya?" lanjut malaikat.
Tiga puluh sembilan di antara wanita itu mengacungkan jarinya. Cuma Nyonya Van Dhanu yang tidak. Melihat hal itu, malaikat cuma bisa menggelenggelengkan kepalanya kemudian mengangkat telepon.
"Hallo neraka?!... Apakah masih ada kamar untuk tiga puluh sembilan wanita yang tak pernah mempercayai suaminya dan satu untuk seorang wanita yang tuli?!"
yang bertugas segera menerima mereka.
"Ibu-ibu, siapa di antara kalian yang waktu di dunia suka berbelanja hingga berkoli-koli," tanya malaikat. Kecuali seorang, semuanya mengacung sambil
menekuk muka malu-malu. :
"OK, saya cuma mau tanya. Sekarang siapa di antara kalian yang tak pernah mempercayai suaminya?" lanjut malaikat.
Tiga puluh sembilan di antara wanita itu mengacungkan jarinya. Cuma Nyonya Van Dhanu yang tidak. Melihat hal itu, malaikat cuma bisa menggelenggelengkan kepalanya kemudian mengangkat telepon.
"Hallo neraka?!... Apakah masih ada kamar untuk tiga puluh sembilan wanita yang tak pernah mempercayai suaminya dan satu untuk seorang wanita yang tuli?!"