Ramalan sang anak
Sepasang suami istri baru memiliki anak. Ketika umurnya setahun, ia sudah dapat berbicara seperti orang dewasa. Ketika dua tahun, ia dapat membaca apa saja. Ketika tiga tahun, ia dapat mempelajari kalkulus.
Ketika empat tahun, ia dapat meramal masa depan. Suatu ketika ia meramal kalau umurnya tinggal setahun, ibunya tinggal dua tahun, dan ayahnya tinggal tiga tahun. Benar saja, setahun kemudian ia meninggal. Sang ayah segera mengansuransikan istrinya dengan jumlah besar. Setahun kemudian, istrinya meninggal dan sang ayah bersenang-senang dengan uang ansuransi istrinya. Pada malam terakhir proyeknya, sang ayah mabuk-mabukan. Tapi anehnya, keesokan paginya ia bangun tanpa terjadi apa-apa. Ketika ia ingin mengambil susu di depan rumah, ia menemukan tukang susu meninggal.
Ketika empat tahun, ia dapat meramal masa depan. Suatu ketika ia meramal kalau umurnya tinggal setahun, ibunya tinggal dua tahun, dan ayahnya tinggal tiga tahun. Benar saja, setahun kemudian ia meninggal. Sang ayah segera mengansuransikan istrinya dengan jumlah besar. Setahun kemudian, istrinya meninggal dan sang ayah bersenang-senang dengan uang ansuransi istrinya. Pada malam terakhir proyeknya, sang ayah mabuk-mabukan. Tapi anehnya, keesokan paginya ia bangun tanpa terjadi apa-apa. Ketika ia ingin mengambil susu di depan rumah, ia menemukan tukang susu meninggal.