Pelana Kuda Indian
Marlene, seorang sekretaris cantik dari Philadelphia, sedang dalam perjalanannya yang pertama menyeberangi Amerika. Di sebuah gurun, ia terpaksa berhenti karena mobilnya kehabisan bensin. Seorang Indian memberinya tumpangan dengan membonceng kuda.
Selama perjalanan, setiap beberapa menit si Indian berteriak dengan kerasnya hingga gaungnya terdengar di seluruh gurun. Akhirnya, Marlene turun di sebuah pomba bensin dan si Indian berlalu sambil meneriakkan,"Yah-hoo!"nya yang terakhir.
"Kau apakan sikulit merah tadi." tanya pemilik pompa. "Sampai ia berteriak-teriak seperti itu?"
"Tidak kuapa-apakan"sahut Marlene." Aku hanya duduk diam-diam di belakang. Kulingkarkan tanganku di sekeliling pinggangnya sambil berpegang erat-erat pada tanduk pelananya."
"Nona," kata orang itu, "Orang Indian menunggang kuda tanpa pelana!"
Selama perjalanan, setiap beberapa menit si Indian berteriak dengan kerasnya hingga gaungnya terdengar di seluruh gurun. Akhirnya, Marlene turun di sebuah pomba bensin dan si Indian berlalu sambil meneriakkan,"Yah-hoo!"nya yang terakhir.
"Kau apakan sikulit merah tadi." tanya pemilik pompa. "Sampai ia berteriak-teriak seperti itu?"
"Tidak kuapa-apakan"sahut Marlene." Aku hanya duduk diam-diam di belakang. Kulingkarkan tanganku di sekeliling pinggangnya sambil berpegang erat-erat pada tanduk pelananya."
"Nona," kata orang itu, "Orang Indian menunggang kuda tanpa pelana!"