Bank Pembantu
Pada suatu hari nampaklah massa berkerumun didepan sebuah bank yang tergolong baru buka cabang disitu. Sekelompok pria dan wanita muda melakukan demontrasi menuntut hak dan keadilan karena lamaran mereka untuk menjadi karyawan pada bank tersebut ditolak. Spanduk dan Poster dibentangkan dihalaman depan Bank XXXXX sehingga sempat memacetkan lalu lintas sekitar tempat kejadian. Dalam keadaan biasa, daerah sekitar Roxy-Jakarta Barat situasi lalu lintas sudah padat-merayap apalagi ada demonstrasi. "Jelek-jelek begini saya pernah kerja dengan orang Korea", teriak seorang demonstrator yang ternyata wanita muda. "Saya pernah kerja dengan Jepang", sambung yang lainnya "Saya pernah kerja di Arab Saudi", yang lainnya berteriak. Usut punya usut, bank yang baru dibuka tersebut yang menuliskan papan nama "BANK PEMBANTU XXXXX" ternyata membuka lowongan untuk merekut pegawai. Para pembantu rumah tangga beranggapan bahwa bank tersebut khusus untuk para pembantu (rumah tangga). Maka berbondong-bondong dengan penuh antusias mereka mengajukan surat lamaran kerja. Setelah dijelaskan duduk perkaranya, satu persatu para "demonstran" tadi meninggalkan tempat sambil bersungut-sungut.
"Mangkanya jangan pakai papan nama Bank Pembantu dong, kirain banknya para pembantu".
"Mangkanya jangan pakai papan nama Bank Pembantu dong, kirain banknya para pembantu".