Sebatas Sampai Juara Saja
Usai makan malam, seorang pria yang kebetulan memiliki penis berukuran di atas rata-rata, pada suatu malam berbincang-bincang dengan istrinya.
"Sayang," ujarnya dengan nada merayu. "Di kawasan Mangga Besar ada sebuah kafe yang sering melakukan kontes-kontes di antara para pengunjung. Malam ini kebetulan akan dilangsungkan kontes penis yang paling besar dan aku ingin ambil bagian dalam kontes tersebut."
"Bang," kata sang istri. "Aku tak ingin kau mempertontonkan milikku itu di depan umum."
"Tapi, sayangku.. manisku," sanggah suaminya. "Hadiahnya besar lho, dua juta rupiah..!"
"Berapa pun hadiahnya, aku tak peduli," kata sang istri. "Pokoknya aku tidak rela kalau kau mempertontonkan barang itu pada semua orang."
Karena istrinya ngotot tak memberi ijin, akhirnya terpaksa sang suami mengalihkan pembicaraan pada masalah lain. Namun, keesokan malamnya, sang istri memergoki suaminya sedang asyik menghitung lembaran uang di tempat tidur.
"Ooo, ternyata Abang jadi ikut kontes itu ya?," tanyanya.
"Maafkanlah aku, sayang," bujuk sang suami.
"Jadi Abang telah mempertontonkan barang itu pada semua orang, agar wanita-wanita di sana juga melihatnya ya?," tanya istrinya sambil menangis terisak-isak.
Sang suami memandang istrinya dengan tatapan sabar, lalu berkata, âoeTidak semua, sayang. Cukup sampai batas memenangkan juara pertama sajaâ¦!â
"Sayang," ujarnya dengan nada merayu. "Di kawasan Mangga Besar ada sebuah kafe yang sering melakukan kontes-kontes di antara para pengunjung. Malam ini kebetulan akan dilangsungkan kontes penis yang paling besar dan aku ingin ambil bagian dalam kontes tersebut."
"Bang," kata sang istri. "Aku tak ingin kau mempertontonkan milikku itu di depan umum."
"Tapi, sayangku.. manisku," sanggah suaminya. "Hadiahnya besar lho, dua juta rupiah..!"
"Berapa pun hadiahnya, aku tak peduli," kata sang istri. "Pokoknya aku tidak rela kalau kau mempertontonkan barang itu pada semua orang."
Karena istrinya ngotot tak memberi ijin, akhirnya terpaksa sang suami mengalihkan pembicaraan pada masalah lain. Namun, keesokan malamnya, sang istri memergoki suaminya sedang asyik menghitung lembaran uang di tempat tidur.
"Ooo, ternyata Abang jadi ikut kontes itu ya?," tanyanya.
"Maafkanlah aku, sayang," bujuk sang suami.
"Jadi Abang telah mempertontonkan barang itu pada semua orang, agar wanita-wanita di sana juga melihatnya ya?," tanya istrinya sambil menangis terisak-isak.
Sang suami memandang istrinya dengan tatapan sabar, lalu berkata, âoeTidak semua, sayang. Cukup sampai batas memenangkan juara pertama sajaâ¦!â