Kucing Kami Demokrat Sejati
Kisah ini terjadi pada tahun 1960, ketika Partai Komunis berkuasa di Rusia.
Di sebuah sekolah dasar di Moskow, Boris yang berusia enam tahun diminta gurunya memberikan contoh sebuah anak kalimat yang menerangkan sifat.
"Kucing kami baru saja beranak lima ekor," kata Boris, "Yang semuanya komunis sejati."
Bukan main senangnya hati pak guru melihat penguasaan Boris akan tata bahasa sekaligus slogan partai. Kalau nanti pengawas pendidikan dating ke sekolah itu, maka gurunya meminta Boris yang menjawab.
Minggu berikutnya, ketika pengawas pendidikan mengunjungi kelasnya, pak guru memberi isyarat pada Boris, agar bocah itulah yang menjawab pertanyaan yang akan dilontarkannya di depan pengawas. Pak guru pun mulai mengajukan pertanyaan.
"Kucing kami baru saja beranak lima ekor," jawab Boris, "Mereka semuanya demokrat sejati..!"
Pak guru kaget dan tergagap. "Ta..tapi Boris, minggu lalu jawabanmu bu.. bukan itu."
"Bu Guru, setelah satu minggu mata anak-anak kucing itu sudah terbuka lebar..!"
Di sebuah sekolah dasar di Moskow, Boris yang berusia enam tahun diminta gurunya memberikan contoh sebuah anak kalimat yang menerangkan sifat.
"Kucing kami baru saja beranak lima ekor," kata Boris, "Yang semuanya komunis sejati."
Bukan main senangnya hati pak guru melihat penguasaan Boris akan tata bahasa sekaligus slogan partai. Kalau nanti pengawas pendidikan dating ke sekolah itu, maka gurunya meminta Boris yang menjawab.
Minggu berikutnya, ketika pengawas pendidikan mengunjungi kelasnya, pak guru memberi isyarat pada Boris, agar bocah itulah yang menjawab pertanyaan yang akan dilontarkannya di depan pengawas. Pak guru pun mulai mengajukan pertanyaan.
"Kucing kami baru saja beranak lima ekor," jawab Boris, "Mereka semuanya demokrat sejati..!"
Pak guru kaget dan tergagap. "Ta..tapi Boris, minggu lalu jawabanmu bu.. bukan itu."
"Bu Guru, setelah satu minggu mata anak-anak kucing itu sudah terbuka lebar..!"